Thursday, May 2, 2013

MENYIKAPI DAMPAK NEGATIF MODERNISASI




Secara negatif modernisasi bisa menjadi ancaman terhadap budaya, modernisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya lokal, atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arcs modernisasi dengan menghilangkan identitas diri atau bangsa. Berimplikasi pada, (1), memperbesar ketergantungan ekonomi nasional/lokal (dependent economy) terhadap sumber-sumber utama pembangunan (modal-kapital, ilmu-teknologi, dan manajemen-sumber daya manusia) yang sebagian besar dikuasai dan secara ekonomi dikendalikan oleh negara-negara maju. (2), kemungkinan runtuhnya norma-norma sosio-kultural lokal yang telah lama mentradisi dan menjadi pilar utama interaksi dan kontak sosial maupun transaksi ekonomi dan komersial. Modernisasi yang menyertai globalisasi secara langsung dan tidak langsung akan berdampak pada pergeseran nilai adat dan bergeser ke nilai-nilai baru. (3), eksploitasi berlebih sumber daya alam lokal karena adanya akselerasi pertumbuhan ekonomi internasional. Modernisasi selalu masuk melalui investasi asing, transaksi komersial atau barang produksi dan juga pola-pola konsumsi tinggi (high mass consumpten) masyarakat maju. Peningkatan investasi. proses industrialisasi dan modernisasi gaya hidup juga menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya alam. Sehingga degradasi ekologi yang berdampak pada pemanasan global tidak terlepas dari implikasi negatif modernisasi.


Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan jawaban untuk memecahkan masalah ketergantungan dan antisipasi terhadap efek yang tidak diinginkan dalam hal ini efek negatif adanya modernisasi, pendidikan merupakan jawaban karena mau tidak mau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah menjadi konsumsi publik yang telah menglobal. Setiap usaha pembangunan bangsa diperlukan keikutsertaan setiap warga dan seluruh bangsa. Oleh karena itu, kita hendaknya senantiasa menyumbangkan tenaga dan pikiran, ilmu pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan kemampuannya. Watak dan moral setiap manusia dan seluruh masyarakat harus selalu membimbing dan memberi arah pada segala kemampuan untuk melaksanakan pembangunan bangsa. dalam pengembangan IPTEK harus dapat mensejahterakan manusia, haruslah dengan cara-cara yang berprikemanusiaan dan penciptaan haruslah etis dan tidak rnerugikan setiap manusia. Karena sesungguhnya manusia memiliki, sifat-sifat ingin tahu dan memiliki rasa kepuasan yang bersifat sementara.. Apa saja yang sudah diketahuinya , diraihnya, ingin dikembangkan, atau ditingkatkan lagi, yang membuat manusia cenderung berkembang, terus mengembangkan akal dan kemampuannya. Artinya pengembangan pendidikan sekarang harus sudah secara komprehensif menyeluruh ke semua bidang kehidupan balk ekonomi, sosial, budaya, don politik. Dan ke semua kalangan besar-kecil, tua-muda, miskin-kaya, tanpa ada kecualinya. Atau membuat IPTEK menjadi suatu bagian pokok dalam hidupnya. Pendidikan yang mengembangkan manusia seutuhnya adalah pendidikan yang secara dini, diupayakan secara sadar dan sistematis , terus menerus untuk mengembangkan tingkat kemampuan, sifat-sifat; sikap-sikap supaya semakin mampu mewujudkan kebahagiaan hidup didasarkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam, hidup manusia sebagai pribadi dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dengan alam, bangsa-bangsa dalam hubungannya yang kondusif dan saling berkompeten, dan menguntungkan. Jika pengembangan pendidikan tersebut benar-benar sudah direalisaikan secara serius maka lambat laun, sesuai alur dan prosesnya maka dapat untuk memperbaiki, meningkatkan, dan memecahkan segala persoalan bangsa ini, serta lebih jauhnya dapat sebagai modal dasar dan jembatan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa dalam memakmurkan dan mensejahterakan rakyat, khususnya dalam menghadapi persaingan global dengan berbagai tuntutan modernisasinya yang tidak dapat dihindarkan.

Pembanguan tanpa peran serta atau partisipasi masyarakat tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Oleh karena partisipasi masyarakat Sangatlah dibutuhkan untuk peningkatan mutu pembangunan itu sendiri. Agenda peningkatan optimalisasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada era globalisasi seperti saat ini semakin memiliki nilai strategis untuk dibicarakan. Hal ini cukup penting, mengingat dari rangkaian pembicaraan yang terjadi, diharapkan akan memunculkan pemikiran-pemikiran, ide-ide serta gagasan-gagasan yang inovatif, kreatif serta berwawasan ke depan bagi kemajuan hubungan yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat. Dari pembicaraan itu juga, bisa saja ditemukan kesimpulan-kesimpulan yang baik bagi pengembangan serta peningkatan partisipasi masyarakat.

Sebagaimana kita tahu, saat ini, partisipasi masyarakat telah berada dalam posisi yang semakin penting. Ini terjadi sebagai konsekuensi logis dari kran kebebasan berekspresi masyarakat akibat proses reformasi yang terjadi tahun 1998 di Indonesia. Dampaknya, masyarakat menjadi lebih kritis dan terbuka mengakaji serta mengkritisi kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan pemerintah. Dari kondisi tersebut, bermunculanlah lembaga-lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat yang bukan saja sebagai wujud kepedulian terhadap nasib mereka sendiri. Ternyata lembaga-lembaga atau organisasi itu ada pula yang tumbuh menjadi alat-alat atau sarana-sarana bagi mediasi kepentingan masyarakat, termasuk pula kepada pemerintah. Terkait dengan hal itulah, adalah hal yang wajar saat ini jikalau pemerintah sendiri melihat hal ini dengan bijak serta berbaik sangka. Pemerintah harus pula siap menjadi lebih terbuka, akuntabilitas serta lebih transparan menghadapi iklim yang terjadi di masyarakat saat ini.

Berbagai rencana pembangunan yang dimiliki pemerintah semestinya sudah mulai mengajak partisipasi masyarakat. Karena tanpa didukung peran serta masyarakat, pembangunan yang dilaksanakan akan menjadi kurang efektif Dari tahun ke tahun, proses pembangunan yang dilakukan pemerintah ternyata juga semakin di kritisi oleh masyarakat. Dan dampaknya, tumbuh bias-bias negatif dari masyarakat terhadap proses pembangunan yang sedang atau akan dilakukan. Salah situ gejala negatif yang muncul di tengah masyarakat, yakni tumbuhnya sebuah sikap yang apatis terhadap proyek pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Sekurang-kurangnya, ternyata masyarakat ada yang tidak peduli dengan proses pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.

Ini jelas menunjukkan adanya sebuah gejala kurangnya partisipasi masyarakat terhadap agenda pembangunan. Kasus ini misalnya muncul dalam beberapa peristiwa penolakan masyarakat terhadap beberapa proyek pembangunan yang akan dilakukan pemerintah. Salah satu indikasi yang mungkin timbul bisa jadi karma berangkat dari adanya ketidakberdayaan masyarakat untuk menghadapi masalah internal mereka.

Dari sana tumbuh gejala-gejala kekecewaan yang akhirnya bisa saja terakumulasi pada pemerintah, termasuk ketika pemerintah justru bermaksud  memperbaiki masyarakat lewat agenda pembangunan yang dilakukan. Di samping hal tersebut, bisa jadi pemerintah yang memang kurang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Meskipun kritik-kritik di atas ada benarnya, tetapi dengan hanya menyalahkan masyarakat tanpa mencari faktor-faktor penyebabnya maka permasalahannya tidak dapat dipecahkan. Yang lebih penting adalah mencari solusi yang sifatnya komprehensif dan sistematis, sehingga setiap masalah yang ada bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Sumber :
 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
Oleh:V. Indah Sri Pinasti & Adi Cilik Pierewan


Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |