Secara negatif modernisasi bisa menjadi ancaman terhadap budaya,
modernisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya
lokal, atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu
penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arcs modernisasi dengan
menghilangkan identitas diri atau bangsa. Berimplikasi pada, (1), memperbesar
ketergantungan ekonomi nasional/lokal (dependent economy) terhadap sumber-sumber
utama pembangunan (modal-kapital, ilmu-teknologi, dan manajemen-sumber daya
manusia) yang sebagian besar dikuasai dan secara ekonomi dikendalikan oleh
negara-negara maju. (2), kemungkinan runtuhnya norma-norma sosio-kultural lokal
yang telah lama mentradisi dan menjadi pilar utama interaksi dan kontak sosial
maupun transaksi ekonomi dan komersial. Modernisasi yang menyertai globalisasi
secara langsung dan tidak langsung akan berdampak pada pergeseran nilai adat
dan bergeser ke nilai-nilai baru. (3), eksploitasi berlebih sumber daya alam
lokal karena adanya akselerasi pertumbuhan ekonomi internasional. Modernisasi
selalu masuk melalui investasi asing, transaksi komersial atau barang produksi
dan juga pola-pola konsumsi tinggi (high mass consumpten) masyarakat maju.
Peningkatan investasi. proses industrialisasi dan modernisasi gaya hidup juga
menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya alam. Sehingga degradasi ekologi
yang berdampak pada pemanasan global tidak terlepas dari implikasi negatif
modernisasi.
Peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) merupakan jawaban untuk memecahkan masalah ketergantungan dan
antisipasi terhadap efek yang tidak diinginkan dalam hal ini efek negatif
adanya modernisasi, pendidikan
merupakan jawaban karena mau tidak mau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah
menjadi konsumsi publik yang telah menglobal. Setiap usaha pembangunan bangsa
diperlukan keikutsertaan setiap warga dan seluruh bangsa. Oleh karena itu, kita
hendaknya senantiasa menyumbangkan tenaga dan pikiran, ilmu pengetahuan,
ketrampilan, keahlian, dan kemampuannya. Watak dan moral setiap manusia dan
seluruh masyarakat harus selalu membimbing dan memberi arah pada segala kemampuan
untuk melaksanakan pembangunan bangsa. dalam pengembangan IPTEK harus dapat
mensejahterakan manusia, haruslah dengan cara-cara yang berprikemanusiaan dan
penciptaan haruslah etis dan tidak rnerugikan setiap manusia. Karena
sesungguhnya manusia memiliki, sifat-sifat ingin tahu dan memiliki rasa
kepuasan yang bersifat sementara.. Apa saja yang sudah diketahuinya ,
diraihnya, ingin dikembangkan, atau ditingkatkan lagi, yang membuat manusia
cenderung berkembang, terus mengembangkan akal dan kemampuannya. Artinya
pengembangan pendidikan sekarang harus sudah secara komprehensif menyeluruh ke
semua bidang kehidupan balk ekonomi, sosial, budaya, don politik. Dan ke semua
kalangan besar-kecil, tua-muda, miskin-kaya, tanpa ada kecualinya. Atau membuat
IPTEK menjadi suatu bagian pokok dalam hidupnya. Pendidikan yang mengembangkan
manusia seutuhnya adalah pendidikan yang secara dini, diupayakan secara sadar
dan sistematis , terus menerus untuk mengembangkan tingkat kemampuan,
sifat-sifat; sikap-sikap supaya semakin mampu mewujudkan kebahagiaan hidup
didasarkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam, hidup manusia
sebagai pribadi dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dengan alam,
bangsa-bangsa dalam hubungannya yang kondusif dan saling berkompeten, dan
menguntungkan. Jika pengembangan pendidikan tersebut benar-benar sudah
direalisaikan secara serius maka lambat laun, sesuai alur dan prosesnya maka
dapat untuk memperbaiki, meningkatkan, dan memecahkan segala persoalan bangsa
ini, serta lebih jauhnya dapat sebagai modal dasar dan jembatan mewujudkan
cita-cita dan tujuan bangsa dalam memakmurkan dan mensejahterakan rakyat,
khususnya dalam menghadapi persaingan global dengan berbagai tuntutan
modernisasinya yang tidak dapat dihindarkan.
Pembanguan tanpa peran serta
atau partisipasi masyarakat tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Oleh karena partisipasi masyarakat Sangatlah dibutuhkan untuk
peningkatan mutu pembangunan itu sendiri. Agenda peningkatan optimalisasi dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada era globalisasi seperti saat ini
semakin memiliki nilai strategis untuk dibicarakan. Hal ini cukup penting, mengingat
dari rangkaian pembicaraan yang terjadi, diharapkan akan memunculkan
pemikiran-pemikiran, ide-ide serta gagasan-gagasan yang inovatif, kreatif serta
berwawasan ke depan bagi kemajuan hubungan yang lebih erat antara pemerintah
dan masyarakat. Dari pembicaraan itu juga, bisa saja ditemukan
kesimpulan-kesimpulan yang baik bagi pengembangan serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
Sebagaimana kita tahu, saat
ini, partisipasi masyarakat telah berada dalam posisi yang semakin penting. Ini
terjadi sebagai konsekuensi logis dari kran kebebasan berekspresi masyarakat
akibat proses reformasi yang terjadi tahun 1998 di Indonesia. Dampaknya,
masyarakat menjadi lebih kritis dan terbuka mengakaji serta mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan pemerintah. Dari kondisi
tersebut, bermunculanlah lembaga-lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat yang
bukan saja sebagai wujud kepedulian terhadap nasib mereka sendiri. Ternyata
lembaga-lembaga atau organisasi itu ada pula yang tumbuh menjadi alat-alat atau
sarana-sarana bagi mediasi kepentingan masyarakat, termasuk pula kepada
pemerintah. Terkait dengan hal itulah, adalah hal yang wajar saat ini jikalau
pemerintah sendiri melihat hal ini dengan bijak serta berbaik sangka.
Pemerintah harus pula siap menjadi lebih terbuka, akuntabilitas serta lebih
transparan menghadapi iklim yang terjadi di masyarakat saat ini.
Berbagai rencana pembangunan
yang dimiliki pemerintah semestinya sudah mulai mengajak partisipasi
masyarakat. Karena tanpa didukung peran serta masyarakat, pembangunan yang
dilaksanakan akan menjadi kurang efektif Dari tahun ke tahun, proses
pembangunan yang dilakukan pemerintah ternyata juga semakin di kritisi oleh
masyarakat. Dan dampaknya, tumbuh bias-bias negatif dari masyarakat terhadap
proses pembangunan yang sedang atau akan dilakukan. Salah situ gejala negatif
yang muncul di tengah masyarakat, yakni tumbuhnya sebuah sikap yang apatis
terhadap proyek pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Sekurang-kurangnya,
ternyata masyarakat ada yang tidak peduli dengan proses pembangunan yang sedang
dan akan dilakukan.
Ini jelas menunjukkan adanya
sebuah gejala kurangnya partisipasi masyarakat terhadap agenda pembangunan.
Kasus ini misalnya muncul dalam beberapa peristiwa penolakan masyarakat
terhadap beberapa proyek pembangunan yang akan dilakukan pemerintah. Salah satu
indikasi yang mungkin timbul bisa jadi karma berangkat dari adanya
ketidakberdayaan masyarakat untuk menghadapi masalah internal mereka.
Dari sana tumbuh gejala-gejala
kekecewaan yang akhirnya bisa saja terakumulasi pada pemerintah, termasuk
ketika pemerintah justru bermaksud memperbaiki
masyarakat lewat agenda pembangunan yang dilakukan. Di samping hal tersebut,
bisa jadi pemerintah yang memang kurang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan. Meskipun kritik-kritik di atas ada benarnya, tetapi dengan hanya
menyalahkan masyarakat tanpa mencari faktor-faktor penyebabnya maka
permasalahannya tidak dapat dipecahkan. Yang lebih penting adalah mencari
solusi yang sifatnya komprehensif dan sistematis, sehingga setiap masalah yang
ada bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Sumber :
SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
Oleh:V. Indah Sri Pinasti
& Adi Cilik Pierewan
|
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.