Buku
ini bukanlah tentang sejarah realitas
Tuhan yang tak terucapkan itu, yang berada di luar waktu dan perubahan,
tetapi merupakan sejarah persepsi umat manusia tentang Tuhan sejak era Ibrahim
hingga hari ini. Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit
berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode
waktu. Gagasan tentang Tuhan yang
dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak
bermakna bagi generasi lain. Bahkan, pernyataan "saya beriman kepada Tuhan"
tidak mempunyai makna objektif, tetapi seperti pernyataan lain umumnya, baru
akan bermakna jika berada dalam suatu konteks, misalnya, ketika dicetuskan oleh
komunitas tertentu. Akibatnya, tidak ada satu gagasan pun yang tidak berubah
dalam kandungan kata "Tuhan".
Kata ini justru mencakup keseluruhan spektrum makna, sebagian di antaranya ada
yang bertentangan atau bahkan saling meniadakan. Jika gagasan tentang Tuhan
tidak memiliki keluwesan semacam ini, niscaya ia tidak akan mampu bertahan
untuk menjadi salah satu gagasan besar umat. manusia. Ketika sebuah konsepsi tentang
Tuhan tidak lagi mempunyai makna atau relevansi, ia akan diam-diam ditinggalkan
dan digantikan oleh sebuah teologi baru. 





0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.