Saturday, September 15, 2012

Eksplanasi dalam sains dan sejarah Carl J Hempel




Eksplanasi dalam sains dan sejarah
Carl J Hempel
 Dr. REZA HUDIYANTO. M.Hum


1. Pengantar
Motiv orang melakukan penelitian adalah : a. memperbaiki posisi manusia di dunia melalui metode yang dapat dipertanggungjawabkan untuk memprediksi atau mengendalikan peristiwa. B. menjawab keingintahuan manusia, menjelaskan dan memahami fenomena yang ada didepannya.
Pada abad pertengahan, pertanyaan apa dan mengapa dalam dunia empirik selalu dijawab dengan mitos. Secara perlahan, mitos itu diganti dengan konsep, hipotesa dan teori yang dikembangkan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Apakah kemudian karakter umum dari pemahaman yang dapat dicapai dan apakah skope potensialnya?
Ada 2 basis dasar eksplanasi yang ditawarkan  iilmu alam dan kemudian dibandingkan dengan model eksplanasi dan pemahaman yang dipakai dalam ilmu sosial.


2. Tipe-tipe dasar eksplanasi dalam sains
2.1. Eksplanasi deduktif-nomologis. John Dewey mendeskripsikan pengamatan yang dia buat ketika mencuci piring, dia mengambil sebuah gelas percobaan dari busa sabun dan meletakkan naik turun di piring. Kemudian dia menyaksikan busa itu muncul  dari bawah tepian piring dan akhirnya kembali ke sisi dalam dari gelas percobaan. Mengapa bisa terjadi? Ringksa eksplanasi dari Dewey ini membuktikan  dalam perpindahan dari gelas percobaan ke piring, udara dingin secara perlahan menghangat, yang berawal dari busa panas. Pemanasan udara disertai dengan peningkatan tekanan udara dan  menghasilkan ekspansi lapisan bisa antara piring dan gelas uji. Secara perlahan, gelas mendingin disertai dengan pendinginan udara di dalamnya, yang hasilnya busa mengecil.
Catatan uji ini dapat dianggap sebagai argumen yang berdasar atas peristiwa yang dapat dijelaskan oleh fakta-fakta hasil eksperimen. Secara garis besar, ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu fakta-fakta yang bersifat khusus (gelas, piring dan busa) dan uniformitas yang direpresentasikan dalam hukum-hukum umum (argumen tentang hukum gas dan hukum-hukum lain yang merumuskan tentang perubahan panas antara benda dengan temperatura yang berbeda , sifat elastis dari busa dsb.
Eksplanasi semacam ini juga dapat dianggap sebagai deductive nomoligical character. Penjelasan tentang gambar pada cermin atau pelangi, semua  penjelasan ini dapat termasuk  dibawah hukum refleksi atau refraksi.
Contoh hukum umum (general law) adalah “ketika logam dipanaskan dibawah tekanan yang konstan maka volume akan bertambah”.
2.1. Eksplanasi probabilistik
Dalam eksplanasi ini, ada hukum-hukum umum yang dapat berlaku jika berada dalam kondisi tertentu. Sebagai contoh:  kasus meredanya serangan demam alergi dalam sebuah kasus dapat dikenali dan kemudian dijelaskan dengan mengacu pada pemberian 8 miligram Chlortrimeton. Namun jika kita ingin menghubungakan kejadian sebelumnya dengan explanandum dan kemudian untuk memantapkan arti penting dari eksplanatory ini kemudian, kita tidak dapat memunculkan sebuah hukum umum bahwa penggunaan 8 miligram antihistamin itu selalu (pasti) akan menghambat serangan demam alergi. Kita hanya mengemukakan hanya generalisasi kira-kira dari kejadian itu dimana penggunaan obat kemungkinan besar (probabilitas tinggi) akan berdampak meredanya serangan demam.
Sebagai uraian lebih rinci adalah sebagai berikut:
a. John Doe terkena demam dan mengkonsumsi Chlor Trimeton
b. probabilitas meredanya demam akibat pengkonsumsian Chlor Trimeton cukup tinggi.
Eksplanan  diatas tidak secara deduktif memberikan eksplandum :Demam John Doe telah mereda. Kebenaran dari eksplanan menjadi pembenar dari explanandum tidak pasti (sebagaimana yang berlaku pada model ekplanasi deductive nomological explanation) namun hanya sebagian besar yang pasti.
Ekplanasi probablilistik ini adalah nomological oleh karena ini mensyaratkan adanya hukum umum, akan tetapi karena hukum umum ini lebih bersifat statistik daripada sebuah kepastian yang universal, hasil dari argumen ekplanatori lebih induktif daripada deduktif dalam karakter.
Oleh karena karakter iduktif inilah, ekpanasi probabilistik berbeda dari nomological dalam beberapa penilaian penting. Hukum-hukum umum yang berlaku dalam deductive nomological explanation itu  dapat digunakan hanya atas dasar sebuah serangkaian bukti yang terbatas yang dengan pasti tidak membutuhkan verifikasi yang melelahkan namun hanya lebih kurang probabilitas yang kuat tentang ini, oleh karena itu semua ilmu sains. Argumen ini gagal untuk  membedakan secaara tepat antara pernyataan yang dibuat oleh hukum dan tingkat konfirmasi atau probabilitas yang ada pada bukti. Semua tembaga adalah penghantar panas yang baik.
3. eksplanasi elliptik dan partial: eksplanasi singkat
Saat seorang ahli matematika membuktikan sebuah dalil, dia akan sering meninggalkan (mengabaikan) proposisi-proposisi yang dia syaratkan dalam argumennya, dan yang telah dia pilih sebagai persyaratan karena mereka telah mengikuti sistem postulat yang berasal dari dalil-dalil yang telah mapan sebalumnya, jika yang terakhir berbentuk hipotesis maka dia sekedar menduga bahwa pembacanya akan mampu memberikan item-item yang hilang jika mereka mengingnkan, Jika penilaian standar ideal, formulasi dari bukti itu adala elliptik atau tidak lengkap namun berangkat dari idealisme. 
Saat kita menjelaskan gumpalan mentega yang melelah karena kita letakkan di wajan yang panas, atau pelangi  yang muncul karena sinar matahari direfelksikan dan direfraksikan oleh butiran air, kita bisa menawarkan sebuah formulasi elliptic.
Seringkali terjadi  dimana pernyataan yang ada di ekplanan hanya menjelaskan sebagian ekplanandum. Sebagai contoh yang diambil dari Psychopathology of Everydaylife dari Sigmund Freud: “pada selembar kertas terdapat catatan harian  singkat saya menemukan data yang tidak tepat, kamis, 20 oktober, terkurung terkumpul dalam data bulan september.” Tidak sulit untuk menjelaskan harapan ini sebagai ekspresi keinginan

4. ekplanasi nomologis
Beberapa eksplanasi sejarah berkarakter nomological, mereka bermaksud untuk memperlihatkan fenomena ekplanandum hasil dari antesencen (faktor pendahulu) dan -barangkali kondisi, hubungan-hubungan dan sangat mengandalkan generalisasi yang relevan. Sebagai contoh: “ seiring dengan meningkatnya aktivitas pemerintah, penduduk semakin berkembang- termasuk kepentingan-kepentingan pribadi juga semakin bertambah, terkait dengan kelanjutan dan ekspansi fungsi-fungsi pemerintah. Orang-orang yang memiliki pekerjaan tidak suka kehilangan itu semua, mereka yang terbiasa dengan ketrampilan-ketrampilan tertentu tidak terlalu senang dengan perubahan; mereka yang telah terbiasa dengan praktek-praktek kekuasaan tidak suka untuk melepaskan kontrol (yang selama ini mereka miliki). Oleh karena itu, pegawai pemerintah dan biro-biro tidak hanya memperkuat posisi mereka terhadap serangan, namun juga mempeluas lingkup operasional mereka.”
Generalisasi psikologi di atas secara eksplisit mengemukakan sebuah keinginan yang masuk akal yang harus dipahami sebagai ekpresi, bukan keseragaman, namun sebuah tendensi kuat, yang boleh jadi diformulasikan dengan sebuah pernyataan kemungkinan sehingga ekplanasi yang disarankan ini memiliki karakater probabilistik.
Generalisasi ini biasa dipakai sebagai dasar ekplanasi sejarah. Bagaimanapun, sebagai sebuah aturan, generalisasi yang menjadi dasar sebuah eksplanasi sejarah sebagian besar tetap tidak dapat ditentukan dan sebagian besar catatan eksplanasi yang konkrit harus dikualifikasi sebagai ekplanasi parsial atau eksplanasi ringkas. Sebagai contoh adalah tulisan Turner The Significance od the Frontier in American History yang mempertahankan pendapat bahwa “hingga hari ini, Sejarah Amerika sebagian besar adala tentang kolonisasi daerah Barat.” Keberadaan daerah bebas, resesi yang berkelanjutan, dan munculnya kawasan pemukiman di daerah Barat menjelaskan perkembangan Amerika. Kekhasan dari lembaga Amerika adalah fakta bahwa mereka dipaksa untuk beradatasi dengan perubahan yang berlangsung di seluruh benua, memenangkan pertempuran melawan “keliaran”  dan dalam setiap  tahap kemajuan, kompleksitas kehidupan kota , diluar dari kondisi ekonomi dan politik daerah frontier. Apa yang dia kemukakan dalam thesisnya adalah Pedagang Indian di daerah Frontier dimana pedagang Indian itu melewati Benua dengan waktu yang sangat cepat. Ekplanasi terhadap kecepatan ini sebelumnya terjalin dengan efek dari pedagang pada Indian. Pos-pos dagang dibiarkan (didiami) pada suku-suku tak bersenjata – atas belas kasihan dari  mereka yang membeli senjata, sebuah kebenaran yang oleh Indian ditulis dalam bentuk darah, dan kemudian suku-suku yang jauh dan terasing memberikan sambutan pada para pedagang. Di sini tidak diebtukan adanya sebuah hukum-hukum umum namun jelas bahwa eksplanasi singkat ini  mengangkat fakta-fakta khusus seperti suku terasing dan jauh telah mendengar kemujaraban dan kegunaan dari senjata api, dan di situ tidak ada pola kebudayaan ata kelembagaan yang mencegah pemakaian senjata api oleh suku-suku tersebut; namun sebagai tambahan, catatan-catatan ini juga bertumpu pada asumsi  - bagaimana umat manusia condong untuk berperilaku dalam situasi  datangnya bahaya dan kesempatan, yang diacu oleh Turner.
Eksplanasi serupa juga dibuta Turner tenttang petani frontiers. Mengabaikan  petani pelopor yang berpindah dari kecintaan pada petualangan, kemunculan dari petani yang mapan/menetap adalah sulit dipahami.  Sudah jelas bahwa para imigran tertarik dengan tanah frntier yang murah dan bahkanpetani setempat juga merasi pengaruhnya bertambah kuat. Tahun demi tahun, petani yang hidup dari tanah, yang pendapatanya berkurang oleh tanaman yang tidak dirotasi, ditawari tanah yang masih asli di frontier dengan harga nominal. Keluarga yang tumbuh semakin besar semakin membutuhkan banyak tanah. Kompetisi untuk mendapatkan ladang rumput yang murah, banyak dan siap olah mengharuskan para petani terus bergerak ke Barat… atau beradaptasi dengan perkebunan intensif. Uraian ini tidak hanya  condong untuk menceritakan sebuah sequen dari peristiwa khusus namun ini bermaksud untuk memberikan pemahaman fenomena gerakan petani ke Barat dengan menekankan kepentingan dan perhatian pada fakta peluang yang harus dihadapinya. 
Eksplanasi ini menggeneralisasi  bahwa dalam kondisi normal, umat manusia  cenderung untuk mengambil peluang baru dengan cara yang sama sebagaimana yang telah dilakukan para petani pelopor.
Dengan menjelaskan berbagai macam dampak dari  sejarah perpindahan di daerah frontier, Turner menyatakan bahwa “ pengaruh paling penting di frontier adalah promosi demokrasi di sini dan Eropa dan dia memulai elaborasi tema dengan komentar bahwa frontier adalah produksi dari Individualis. Tendensi antisosial, menghasilkan antipati pada kontro dan khususnya kontrol langsung dan ini adalah generalisasi sosiologis. 
Hal yang sama, ada eksplanasi yang dapat menerangkan fenomena sejarah dengan mengacu pada faktor-faktor ekonomi atau dengan prinsip-prinsip perubahan sosial dan budaya adalah nomological.
5. eksplanasi genetik
Dalam rangka  untuk membuat kejadian dalam fenomena sejarah itu dapat dipahami, seorang sejarahwan akan sering menawarkan sebuah eksplanasi genetik yang bertujua  memperlihatkan tahapan-tahapan pokok dalam sebuah rangkaian peristiwa yang akan menjadi sebuah fenomena (yang dihadirkan kembali). Contoh adalah karya dari H Boemer Luther and the Reformation, dimana dia menerangkan bahwa hingga akhir abad ke-19, indulgences masih merupakan suatu kuantitas yang belum diketahui,  dalam pandangan para sarjana yang menanyakan pada dirinya sendiri, darimana ini berasal? Jawaban diberikan oleh Adol Gottlob yang memecahkan persoalan  dengan menanyakan kepada dirinya sendiri apa yang membuat Paus dan Uskup menawarkan indulgences?  Sebagai dampaknya, asal dan perkembangan dari kuantitas yang tidak diketahui semakin terang dan keraguan – yang melekat pada makna asli, semakin menghilang. Ini mengungkap dirinya sendiri sebagai akar asli dari era perang antar Kristen dan Islam dan pada saat yang sama juga membuktikan sebagai produk yang sangat berkarakter Kristen Jerman.
Asal dari indulgences harus dilacak sejak dari abad ke-9, saat Paus merasa prihatin dengan peperangan meawan Islam. Para pejuang Muslim telah diyakinkan oleh ajaran Islam bahwa jika merka terbunuh di peperangan maka ruh mereka akan langsung masuk surga; namun para pejuang Kristen masih takut bahwa dia masih bisa kalah (tersesat) jika belum memperoleh penebusan dosa. Untuk menghapus keraguan tersebut, Paus Johanes VII pada tahun 877 menjanjikan adanya pengampunan dosa bagi para ksatria Salib  yang terbunuh di pertempuran. Keikutsertaan dalam Perang Salib sama dengan penebusan dosa,  remisi atas dosa akan diberikan sebagai imbalan atas ekspedisi melawan musuh geraja. Oleh karena itu, dikenalkan indulgence Salib yang merupakan tanda remisi terhadap dosa bagi semua yang ikut dalam perang agama. Pada era berikutnya berkembang keyakinan bahwa siapapun yang mendapat indulgence tidak hanya mendapat remisi atas segala dosa dari geraja namun juga terbebas dari api neraka. Keuntungan dari indulgence ini kemudian berkembang pada siapapun yang secara fisik tidak mampu berperang, bisa menyumbang dana yang diperlukan untuk mengirimkan seorang prajurit di perang salib: pada tahun 1199 Paus Innocent III memperkenalkan pembayaran uang sebagai jumlah kualifikasi untuk keuntungan indulgences perang salib.
Saat perang salib usai, muncul cara baru untuk memperoleh dana melalui indulgences. Ada sebuah lembaga yang disebut dengan jubilee indulgences untuk memperingati setiap seratur tahun, demi keuntungan para peziarah yagn datang ke Roma. Pada tahun 1300, indulgences ini telah menghasilkan banyak uang dan interval jubilee ini diperpendek, tidak 100 namun menjadi 50, 33 bahkan 25 tahun. Dan pada sejak tahun 1393, jubilee indulgences tidak hanya dilakukan di Rome namun juga dimana-mana di Eropa, melalui agen-agen khusus yang diberdayakan untuk memberikanpengampunan dosa melalui pembayaran sejumlah uang. Pada tahun 1477, deklarasi Sixtus VII mnyatakan indulgences dapat membebaskan seseorng, bahkan orang yang sudah mati dari api neraka.
Catatan genetik semacam ini dapat memberikanpemahaman sebuah fenomena sejarah. Dalam eksplanasi genetik, setiap tahap harus diperlihatkan menuju ke berikutnya dan dengan demikian dikaitkan dengan tahap berkutnya dengan sebuah prinsip-prinsip umum yang membuat (keterkaitan) tahap berikutnya itu masuk akal.
6. eksplanasi oleh karena sebab-motiv
Jenis eksplanasi ini lebih sering dianggap sebagai sui generis, yaitu eksplanasi dari aksi dalam pengertian aksi yang berdasar akal sehat, yang akan mencakup ujung akhir yang akan digapai oleh seorang agen dan arah alternatif dari aksi yang dia yakini terbuka kepadanya.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |