Wednesday, November 14, 2012

Pengaruh Kebudayaan India Di Asia Tenggara




            Adanya pengaruh India di Asia Tenggara dapat di tinjau melalui beberapa teori, seperti:
a.  Teori India
             Dalam teori ini dinyatakan bahwa pada waktu lama daerah asia Tenggar merupakan daerah India. Adanya pendapat bahwa dalam zaman Gupta, India mendirikan beberapa kerajaan di Asia Tenggara. Hal yang tidak baik dari teori ini adalah tidak adanya bukti yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari India, bahkan Raja Sanjaya dari dinasti pertama pada abad VIII dikatakan juga berasal dari India. Ada juga ceritera bahwa Adji Saka yang berasal dari India mendirikan kerajaan di Jawa.

b.       Teori Berg
             Kaum Ksatria dipandang memiliki pengaruh yang dalam penyebaran kebudayaan India. Di Asia pusat terdapat kerajaan yang di pimpin Dinasti Kucana yang awalnya memakai kebudayaan lama mereka tetapi pada akhirnya mereka menyesuaikan dengan kebudayaan India. India mengalami kelemahan saat mendapat serangan-serangan dari Persia, Asia Pusat dan Samudragupta, pada penyerbuan Samudragupta ini sebagian besar daerah India dapat ditaklukkan sehingga membuat raja–raja yang tidak lagi memiliki kekuasaan pergi dan mencari daerah lain untuk mencari daerah jajahan.
c.  Teori Krom
             Teori ini menyatakan bahwa dinasti-dinasti di India itu timbul karena proses perdagangan. Pengaruh India lebih dikarenakan para pedagang yang melakukan perdagangan di Asia Tenggara, pernyataan ini lebih mendekati kebenaran karena pada abad I-V para pedagang India banyak ke Asia Tenggara untuk mencari emas. Jadi orang India datang ke Asia Tenggara lebih untuk mencari untung, tidak untuk mendirikan dinasti.
d.         Teori Quaritch Wales
              Teori ini adalah pendapat baru yang dilakukan dengan penyelidikan deduktif. Q. Wales menitik beratkan pengaruh kebudayaan India di Asia Tenggara didasarkan atas pengaruh dari India. Wales menyatakan bahwa sebenarnya Asia Tenggara memiliki kebudayaannya sendiri tetapi setelah masuknya kebudayaan India  mulai merubah kebudayaan lokal akan tetapi tidak merubah dasar kebudayaan lokal tersebut. Wales juga mengungkapkan bahwa kebudayaan India hanya bersifat sekunder.
               Kebudayaan India memang dapat berasimilasi dengan kebudayaan yang ada di Asia Tenggara, tetapi tidak semua kebudayaan India tersebut dapat diterima oleh negara-negara di Asia Tenggara, walaupun begitu dengan adanya kebudayaan yang masuk tetap saja membawa perubahan terhadap kebudayaan dan juga sistem politik yang ada walaupun pada dasarnya kebudayaan India masuk tidak dalam bentuk pengaruh dalam bidang politik tetapi dalam perkembangannya tetap saja akan mempengaruhi perpolitikan sebuah negara.
            Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa salah satu cara kebudayaan India masuk ke Asia Tenggara adalah melalui perdagangan, sehingga sesudah apa yang disebut masa perdagangan yang cukup panjang mulailah muncul kerajaan-kerajaan di Semenanjung dan di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut mempraktekkan kebudayaan India seperti agama, kesenian, adat dan bahasa. Masuknya pengaruh India menciptakan kebudayaan yang terorganisir yang dilakukan atas empat unsur: (1) konsepsi kesetiaan yang dijiwai pemujaan-pemujaan Hindu atau Budha. (2) ungkapan tertulis dengan bahasa Sansekerta. (3) sebuah mitologi yang diambil dari syair kepahlawanan, Purana, dan teks Sansekerta yang lainnya, yang berisi inti tradisi kerajaan dan keturunan secara tradisional keluarga-keluarga di daerah Gangga. (4) peraturan Dharmasastra, hukum-hukum suci Hindu dan khususnya Manawadharmasastra atau “Hukum Manu” (Hall, _: 14-15)

            Selain dari perdagangan para pendeta atau Brahmana juga ambil bagian sehingga proses penyebarannya sangat cepat karena mengorganisirnya dengan sesepuhan Hindu, pemikiran-pemikiran dan tradisi-tradisinya banyak kesaman  dengan kebudayaan setempat, sehingga kebudayaan India ini dapat diterima dengan baik dan berkembang dengan cepat dan mulai mengambil peran dalam kehidupan masyarakat di Asia Tenggara. Pengaruh yang agak nyata adalah adanya unsur-unsur yang berpengaruh atau berfusi dengan kebudayaan setempat seperti istilah “Hindu-Jawa” yang seolah-olah telah menggambarkan adanya percampuran antara agama Hindu India dengan kebudayaan Jawa, walaupun kebudayaan Jawa tetap saja masih dominan  dan pada dasarnya pengaruh kebudayaan India di Asia Tenggara ini hampir keseluruhan berupa bahasa Sansekerta (Casparis, 1956 – 1957: __).
            Dijelaskan pula bahwa sudah lebih dari seribu tahun, pengaruh India merupakan faktor utama yang membawa persatuan budaya di antara banyak negara yang berbeda-beda di kawasan Asia Tenggra. Bahasa Pali dan bahasa Sansekerta serta aksara India bersama dengan Theravada, Mahayana, Brahmanisme, dan agama Hindu, disebarkan secara langsung melalui teks-teks kesusastraan India seperti Ramayana dan Mahabharata. Dari abad ke-5 sampai abad ke-13, Asia Tenggara memiliki kerajaan-kerajaan dan bahkan kekaisaran yang kuat dan berkuasa dan menjadi aktif dalam pengembangan arsitektur dan seni Budha. Pengaruh utama Budha berasal dari anak benua India, sehingga negara-negara di sini menganut aliran Mahayana. Sri Wijaya di selatan dan kerajaan Khmer di utara saling berusaha menjadi yang paling berkuasa dan kesenian mereka mencermikan pantheon Bodhisattva Mahayana yang sangat kaya.
Diterimanya kebudayaan India di negara-negara di Asia Tenggara menimbulkan terjadinya percampuran kebudayaan dan sering kali kebudayaan India digunakan di setiap negara yang bersentuhan langsung dengan kebudayaan India. Percampuran kebudayaan dapat dilihat dari beberapa bidang seperti di bawah ini :
1. Bahasa
Dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat Anda temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan.
2.Religi/Kepercayaan
            Sistem kepercayaan bisa dilihat khususnya yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.
3. Sistem Pengetahuan
Dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun Saka. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun Saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun Saka 654, maka tahun Masehinya 654 + 78 = 732 Masehi.
4. Kesenian
Dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan . Dalam seni rupa contohnya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha.
5. Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan candi. Seni bangunan candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam Kitab Silpasastra.
Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |