Adanya pengaruh
India di Asia Tenggara dapat di tinjau melalui beberapa teori, seperti:
a.
Teori India
Dalam teori ini
dinyatakan bahwa pada waktu lama daerah asia Tenggar merupakan daerah India.
Adanya pendapat bahwa dalam zaman Gupta,
India
mendirikan beberapa kerajaan di Asia Tenggara. Hal yang tidak baik dari teori
ini adalah tidak adanya bukti yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal
dari India, bahkan Raja Sanjaya dari dinasti pertama pada abad VIII dikatakan
juga berasal dari India. Ada juga ceritera bahwa
Adji Saka yang berasal dari India
mendirikan kerajaan di Jawa.
b.
Teori Berg
Kaum Ksatria
dipandang memiliki pengaruh yang dalam penyebaran kebudayaan India. Di Asia pusat terdapat
kerajaan yang di pimpin Dinasti Kucana yang awalnya memakai kebudayaan lama
mereka tetapi pada akhirnya mereka menyesuaikan dengan kebudayaan India.
India mengalami kelemahan saat mendapat serangan-serangan dari Persia, Asia
Pusat dan Samudragupta, pada penyerbuan Samudragupta ini sebagian besar daerah
India dapat ditaklukkan sehingga membuat raja–raja yang tidak lagi memiliki
kekuasaan pergi dan mencari daerah lain untuk mencari daerah jajahan.
c.
Teori Krom
Teori ini menyatakan
bahwa dinasti-dinasti di India itu timbul karena proses perdagangan. Pengaruh India lebih dikarenakan para pedagang yang
melakukan perdagangan di Asia Tenggara, pernyataan ini lebih mendekati
kebenaran karena pada abad I-V para pedagang India banyak ke Asia Tenggara untuk
mencari emas. Jadi orang India
datang ke Asia Tenggara lebih untuk mencari untung, tidak untuk mendirikan
dinasti.
d.
Teori Quaritch Wales
Teori ini adalah
pendapat baru yang dilakukan dengan penyelidikan deduktif. Q. Wales menitik
beratkan pengaruh kebudayaan India di Asia Tenggara didasarkan atas pengaruh
dari India.
Wales menyatakan bahwa sebenarnya
Asia Tenggara memiliki kebudayaannya sendiri tetapi setelah masuknya kebudayaan
India
mulai merubah kebudayaan lokal akan
tetapi tidak merubah dasar kebudayaan lokal tersebut. Wales juga mengungkapkan bahwa kebudayaan India hanya
bersifat sekunder.
Kebudayaan India
memang dapat berasimilasi dengan
kebudayaan yang ada di Asia Tenggara, tetapi tidak semua kebudayaan India
tersebut dapat diterima oleh negara-negara di Asia Tenggara, walaupun begitu
dengan adanya kebudayaan yang masuk tetap saja membawa perubahan terhadap
kebudayaan dan juga sistem politik yang ada walaupun pada dasarnya kebudayaan
India masuk tidak dalam bentuk pengaruh dalam bidang politik tetapi dalam
perkembangannya tetap saja akan mempengaruhi perpolitikan sebuah negara.
Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa salah satu cara kebudayaan India
masuk ke Asia Tenggara adalah melalui perdagangan, sehingga sesudah apa yang
disebut masa perdagangan yang cukup panjang mulailah muncul kerajaan-kerajaan
di Semenanjung dan di Indonesia.
Kerajaan-kerajaan tersebut mempraktekkan kebudayaan India seperti agama, kesenian, adat
dan bahasa. Masuknya pengaruh India
menciptakan kebudayaan yang terorganisir yang dilakukan atas empat unsur: (1)
konsepsi kesetiaan yang dijiwai pemujaan-pemujaan Hindu atau Budha. (2) ungkapan
tertulis dengan bahasa Sansekerta. (3) sebuah mitologi yang diambil dari syair
kepahlawanan, Purana, dan teks Sansekerta yang lainnya, yang berisi inti
tradisi kerajaan dan keturunan secara tradisional keluarga-keluarga di daerah
Gangga. (4) peraturan Dharmasastra,
hukum-hukum suci Hindu dan khususnya Manawadharmasastra atau “Hukum Manu” (Hall,
_: 14-15)
Selain dari perdagangan
para pendeta atau Brahmana juga ambil bagian sehingga proses penyebarannya
sangat cepat karena mengorganisirnya dengan sesepuhan Hindu, pemikiran-pemikiran
dan tradisi-tradisinya banyak kesaman dengan
kebudayaan setempat, sehingga kebudayaan India ini dapat diterima dengan baik
dan berkembang dengan cepat dan mulai mengambil peran dalam kehidupan
masyarakat di Asia Tenggara. Pengaruh yang agak nyata adalah adanya unsur-unsur
yang berpengaruh atau berfusi dengan kebudayaan setempat seperti istilah “Hindu-Jawa” yang seolah-olah telah
menggambarkan adanya percampuran antara agama Hindu India dengan kebudayaan
Jawa, walaupun kebudayaan Jawa tetap saja masih dominan dan pada dasarnya pengaruh kebudayaan India di
Asia Tenggara ini hampir keseluruhan berupa bahasa Sansekerta (Casparis, 1956 –
1957: __).
Dijelaskan pula bahwa sudah lebih dari seribu tahun, pengaruh India merupakan
faktor utama yang membawa persatuan budaya di antara banyak negara yang berbeda-beda
di kawasan Asia Tenggra.
Bahasa Pali dan bahasa Sansekerta serta aksara India bersama dengan Theravada, Mahayana, Brahmanisme, dan agama Hindu, disebarkan secara langsung melalui teks-teks kesusastraan India seperti Ramayana dan Mahabharata. Dari
abad ke-5 sampai abad ke-13, Asia Tenggara memiliki kerajaan-kerajaan dan
bahkan kekaisaran yang kuat dan berkuasa dan menjadi aktif dalam pengembangan
arsitektur dan seni Budha. Pengaruh utama Budha berasal dari anak benua
India, sehingga negara-negara di sini menganut aliran Mahayana. Sri Wijaya di selatan dan kerajaan Khmer di utara saling berusaha menjadi yang
paling berkuasa dan kesenian mereka mencermikan pantheon Bodhisattva Mahayana yang sangat kaya.
Diterimanya
kebudayaan India di
negara-negara di Asia Tenggara menimbulkan terjadinya percampuran kebudayaan
dan sering kali kebudayaan India
digunakan di setiap negara yang bersentuhan langsung dengan kebudayaan India.
Percampuran kebudayaan dapat dilihat dari beberapa bidang seperti di bawah ini
:
1. Bahasa
Dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat Anda temukan sampai sekarang
dimana bahasa Sansekerta memperkaya
perbendaharaan.
2.Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan bisa dilihat
khususnya yang berkembang di Indonesia
sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang
berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.
3. Sistem Pengetahuan
Dalam
bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender
tahun Saka. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan
perbedaan tahun Saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun sebagai contoh
misalnya tahun Saka 654, maka tahun Masehinya 654 + 78 = 732 Masehi.
4. Kesenian
Dalam
bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan .
Dalam seni rupa contohnya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar
timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu
kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha.
5. Peralatan Hidup dan
Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari
peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan candi. Seni bangunan
candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan
candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena
candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui
dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam Kitab Silpasastra.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.