Tuesday, February 5, 2013

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL / CTL




US. Departement of Education Office Vocational and Adult Education and The National School to Work Office mendefinisikan Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep mengajar dan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa mengaitkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat (http:/www.Contextual.org/19/02/2008).

Menurut buku pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK Nurhadi, dkk. (2004:56) memberikan pengertian dari pembelajaran kontekstual, yaitu:
“Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning) adalah
konsep belajar dimana gurumenghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat  hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkan dalam kehidupan mereka  sehari-hari sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas sediki demi sedikit dan dari proses mengkontruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat”.

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peranan guru. Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan didalam kelas dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang berasosiasi pada pembelajaran kontekstual, yaitu: strategi pembelajaran PBL, strategi kooperatif, strategi inkuiri, dan strategi pembelajaran berbasis proyek.
Komponen utama dalam pembelajaran kontekstual adalah: 1) paham konstruktivis (Contructivism), 2) bertanya (Questioning), 3) menemukan (Inquiry), 4) pemodelan (Modelling), 5) penilaian autentik (Authentik Assesment), 6) refleksi (Reflection) dan 7) adanya masyarakat belajar (Learning community). Konstruktivismen merupakan landasan dari CTL yang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dan membangun diri sendiri pengetahuannya.
Adapun karekteristik dari pembelajaran kontekstual menurut Johnson (2002, dalam Nurhadi, dkk.,2004:13) adalah:
1.      Melakukan hubungan yang bermakna (Making Meaningful Connection)
2.     Melakukan kegiatan yang signifikan (Doing Signifikan Work)
3.     Belajar yang diatur sendiri (Self Regulated Learning)
4.     Bekerjasama (Collaborating)
5.     Berfikir kritis dan kreatif ( Critical and Creative Thinking)
6.     Mengasah atau memelihara pribadi siswa ( Nurturing the Indivudual)
7.     Mencapai standart yang tinggi (Reaching hingh Standart)
8.     Meningkatkan pengetahuan akademik
Pada kelas kontekstual guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dengan kelompok-kelompok belajar (Nurhadi, 2004:48), siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya heterogen sehingga yang pandai akan memberi tahu yang tidak bisa sehingga hasil belajar diperoleh dari “Sharing” antar teman dan antar kelompok. Dalam pembelajaran kontekstual setiap orang akan dapat menjadi sumber belajar bagi orang lain.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |