Tuesday, February 5, 2013

PERUBAHAN SOSIAL - BUDAYA (Qaharudin)




Dinamika atau pergerakan yang mengarah pada perubahan kehidupan masyarakat merupakan hal yang terjadi secara alami, baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, dan agama. Dinamika dalam masyarakat mengakibatkan perubahan arah ide menjadi lebih inovatif, perubahan struktur, perubahan sikap, dan tata cara kehidupan.
Dalam perubahan itu sendiri terdapat penyebab, faktor pendorong, faktor penghambat, dan dampak perubahan tersebut bagi masyarakat, baik itu perubahan kearah baik maupun perubahan ke arah yang kurang baik. Dinamika disebabkan oleh adanya keingintahuan dari suatu individu dalam masyarakat terhadap lingkungan sekitar, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, interaksi dengan masyarakat lain, dan migrasi. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat adalah migrasi yang dilakukan antara masyarakat yang memiliki perbedaan budaya, apalagi jika salah satu masyarakat yang berpindah ke daerah lain dan berinteraksi dengan masyarakat dari daerah tersebut sambil membawa budaya daerah asalnya. Hal seperti inilah yang sering terjadi pada masyarakat multietnik, seperti yang terjadi pada masyarakat Indonesia.
Ada beberapa definisi perubahan sosial dari beberapa ahli, dua di antaranya adalah pendapat dari Gillin dan Gillin yang mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial merupakan bentuk cara hidup yang diterima sebagai akibat adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat(Soekanto, 2004:304). Sedangkan menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial di dalam suatu masyarakat (Soekanto, 2004:305). Perubahan sosial ini sendiri memacu pada perubahan kebudayaan masyarakat. Perubahan kebudayaan mencakup semua bagian kebudayaan, termasuk di dalamnya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lain-lain, sedangkan perubahan sosial mengenai perubahan norma-norma sosial, sistem nilai sosial, pola perilaku, stratifikasi sosial, lembaga sosial, dan lain-lain (Tutik, 2008:14).
Persoalan yang dibicarakan oleh perubahan sosial antara lain sebagai berikut. Pertama, bagaimana kecepatan suatu perubahan terjadi, ke mana arah dan bentuk perubahan tersebut, serta bagaimana hambatan-hambatannya. Kedua, faktor apa yang berpengaruh terhadap perubahan sosial. Terdapat enam faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sosial; (1) penyebaraan informasi, meliputi pengaruh dan mekanisme media dalam menyampaikan pesan-pesan ataupun gagasan (pemikiran); (2) modal, antara lain SDM ataupun modal finansial; (3) teknologi, suatu unsur dan sekaligus faktor yang cepat berubah sesusai dengan perkembangan ilmu pengetahuan; (4) ideologi atau agama, bagaimana agama atau ideologi tertentu berpengaruh terhadap porses perubahan sosial; (5) birokrasi, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintahan tertentu dalam membangun kekuasaannya; (6) agen atau aktor. Hal ini secara umum termasuk dalam modal SDM, tetapi secara spesifik yang dimaksudkan adalah inisiatif-inisiatif individual dalam “mencari” kehidupan yang lebih baik (Salim, 2002:9-17).
Ketiga, dari mana perubahan terjadi, dari negara, atau dari pasar bebas (kekuatan luar negeri), atau justru dari dalam diri masyarakat itu sendiri. Keempat, hal-hal apa saja yang berubah dan bagaimana perubahan itu terjadi. Perubahan dapat sesuatu yang berbentuk fisik, misalnya terjadinya pembangunan dalam pengertian fisik, tetapi ada pula hal-hal yang tidak tampak (nonmaterial), seperti pemikiran, kesadaran, dan sebagainya. Kelima, hal-hal atau wacana-wacana apa saja yang dominan dalam proses perubahan sosial tersebut, misalnya kasus Indonesia di antara enam faktor perubahan seperti disinggung di atas, mana diantaranya yang dominan, dan mengapa hal tersebut terjadi. Keenam, bagaimana membedakan konteks-konteks perubahan dalam setiap masyarakat dan bagaimana proses sosial tersebut berlangsung (Salim, 2002:17-24).
Dalam hal kebudayaan, proses dinamika sosial dimulai dari adanya internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi sebagai bentuk pengenalan kebudayaan pada individu dalam masyarakat, yang kemudian dilanjutkan pada evolusi budaya yang mengembangkan kebudayaan itu sendiri sesuai dengan berjalannya waktu. Dari perkembangan budaya tersebut juga diiringi dengan difusi budaya yang disebabkan adanya migrasi dan interaksi dengan masyarakat di daerah lain, kondisi tersebut juga menyebabkan akulturasi dan asimilasi dengan budaya lain sehingga memunculkan inovasi budaya (Koentjaraningrat. 2003:151)
Dinamika sosial-budaya dari sudut pandang keilmuan dapat dipandang secara mendetail (mikroskopik) maupun secara secara menyeluruh (makroskopik). Dengan menggunakan mikroskopik, dapat memberikan gambaran mengenai berbagai proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat (recurrent processes), sedangkan makroskopik memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat (directional processes) (Koentjaraningrat. 2003:148) Dari sudut pandang sejarawan, dalam mengaji suatu studi perubahan harus ditentukan unit analisisnya: studi struktur atau studi sistem. Pada kedua studi tersebut kausalitas (agent of change) dapat berupa revolusi maupun evolusi (Kuntowijoyo. 2008:46-47).

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |