A. Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk social
disamping sebagai makhluk
individu yang mempunyai dorongan atau
motif untuk mengadakan
hubungan dengan dirinya sendiri.
Sedangkan manusia sebagai
makhluk social mempunyai dorongan
untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain.
Adanya interaksi atau hubungan yang
terjadi pada suatu
kehidupan masyarakat akan saling
mempengaruhi antara individu
yang satu dengan individu yang lain,
sehingga terdapat adanya suatu
hubungan timbal balik antara individu
dengan individu, individu dengan
kelompok, maupun kelompok dengan
kelompok.
Interaksi social adalah syarat utama
bagi terjadinya aktivitas
social dan hadirnya kenyataan social.
Yang didasarkan pada motivasi
individu dan tindakan-tindakan
sosialnya. Ketika berinteraksi seorang
individu atau kelompok social
sebenarnya tengah berusaha atau
belajar bagaimna memahami tindakan
seorang individu atau kelompok
Interaksi social akan berjalan dengan
tertib dan teratur bila
anggota masyarakat bias berfungsi
secara normal, yang diperlukan
bukan hanya kemampuan untuk bertindak
sesuai dengan kontak
sosialnya, tetapi juga memerlukan
kemampuan untuk menilai secara
obyektif perilaku pribadinya dipandang
dari sudut social masyarakat.
B. Pengertian
Interaksi Sosial
Manusia adalah makhluk individu dan
makhluk social, makhluk
berpikir, makhluk yang instability.
Sebagai makhluk social manusia
selalu hidup berkelompok atau
senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lain. Sebagai makhluk yang
ingin berpikir untuk melakukan
sesuatu ( sosialisasi ). Dari proses berpikir
muncul perilaku ataupun
tindakan social, kalau prilaku dan
tindakan social tersebut dilakukan
berhubungan dengan orang maka
terjadilah interaksi social
Pengertian interaksi social sangat
berguna didalam
memperhatikan dan mempelajari berbagai
masalah masyarakat.
Interaksi social dapat diartikan
sebagai kunci dari semua kehidupan
social, karena tanpa adanya interaksi
social tak mungkin ada
kehidupan bersama. Dimana hubungan
antara individu yang satu
dengan yang lain, individu dapat
mempengaruhi yang lain atau
sebaliknya, jadi terdapat adanya
hubungan timbal balik antar
masyarakat.
Dalam interaksi social, individu
dimungkinkan akan
menyesuaikan dengan individu atau
kelompok yang lainnya.
Penyesuaian disini dapat diartikan
luas,.yakni bahwa individu dapat
meleburkan diri dengan keadaan di
sekitarnya atau sebaliknya individu
dapat mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan diri individu
sehingga individu dapat menyatu dengan
lingkungan yang
dikehendaki.
Interaksi social adalah hubungan
social yang dinamis antara
orang perorang, antara perorangan
dengan kelompok atau antara
kelompok dengan kelompok. Manusia
sebagai makhluk social ( zoon
politicon ) tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam
menunjang hubungan antara dua atau
lebih individu, mereka saling
berinteraksi dan mempengaruhi, baik
yang bersifat positif maupun
yang bersifat negative. Jadi interaksi
social adalah bentuk-bentuk yang
tampak apabila orang perorang atau
kelompok-kelompok individu
mengadakan hubungan satu sama lain
terutama mengetengahkan
kelompok serta lapisan social sebagai
unsur pokok struktur sosial
Interaksi social banyak manfaatnya,
khususnya dalam suatu
lembaga pendidikan, di mana interaksi
dipakai untuk melihat hubungan
antara berbagi golongan. Pemahaman ini
juga digunakan untuk
mengetahui kondisi apa yang ikut
mempengaruhi interaksi social.
Pengetahuan dan pemahaman kita tentang
interaksi social dapat
disumbangkan dalam membina persatuan
dan kesatuan antar warga
sekolah dan masyarakat. Misalnya dalam
lingkungan sekolah terjadi
interaksi antar warga sekolah yang
terdiri atas kepala sekolah, guru,
siswa, karyawan, penjaga sekolah dan
petugas kebersihan. Disini
peran interaksi social sangat penting
untuk menjalin ikatan yang lebih
harmonis demi tercapai tujuan pendidikan.
Berikut beberapa pendapat para ahli
sosiologi tentang interaksi
social, diantaranya:
1. Interaksi social merupakan
hubungan-hubungan social yang
dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia (
Soekanto, 2002 : 61 )
2. Interaksi social adalah suatu
hubungan antara dua atau lebih
individu yang saling mempengaruhi,
mengubah atau memperbaiki
kelakuan antara individu yang satu
dengan individu yang lain,
Bonner ( Gerungan, 1988 : 57 )
3. Interaksi social merupakan hubungan
social yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antar individu,
antar individu dengan
kelompok, maupun antar kelompok yang
satu dengan kelompok
yang lain. ( Binarto, 1983 : 61 )
C. Ciri – ciri
interaksi social sebagai proses sosial
Manusia mau digerakkan dan mau
bergerak mengadakan
interrelasi dan interaksi satu dengan
yang lain karena manusia
menginginkan supaya nilai-nilai itu
dijelmakan menjadi wujud-wujud
nyata untuk memenuhi kebutuhan konkret
sehari-hari pribadi maupun
kelompok. Dari sudut pandangan ini
kita dapat menunjuk bukti-bukti
konkret bahwa manusia benar-benar
makhluk social, sifat sosialnya
tampak jelas dalam bentuk relasi
social atau interaksi social,
komunikasi dan kerja sama untuk
mencapai hasil dan prestasi
bersama yang mampu mengatasi kekuatan
individual yang
membutuhkan penyatuan kekuatan yang
kompak.
Proses social ialah bentuk jalinan
interaksi yang terjadi antara
orang perorangan atau kelompok dengan
kelompok yang bersifat
dinamik dan berpola tertentu memiliki
cirri-ciri sebagai berikut :
1. Bentuk interaksi macam ini disebut
suatu proses karena terdiri dari
serentetan kegiatan yang sambung
menyambung dan berakhir
pada suatu ujung yang merupakan hasil
dari perjalanan itu. Dalam
proses social yang mengalami
pemrosesan ialah nilai-nilai social.
Sejumlah proses social dasariah
disebut kooperasi, akomodasi,
asimilasi, konflik, oposisi, dan
persaingan.
2. Proses social mengandung unsure
dinamika, artinya di dalam
proses tersebut terdapat berbagai
keadaan nilai social yang sedang
diproses, mulai dari nilai yang belum
sempurna sampai situasi yang
lebih mantap atau sebaliknya.
Misalnya, nilai kesatuan bangsa
Indonesia tidak akan terwujud secara
lengkap, mulus hanya
dengan satu usaha bersama dari semua
golongan dan suku yang
berada di Nusantara. Untuk memperoleh
hasil kesatuan yang
memuaskan, diperlukan berkali-kali
kerja sama yang bertahap dan
bertingkat, misalnya dri Pelita yang
satu ke Pelita yang lain. Kalau
tidak demikian, yang terjadi adalah
sebaliknya : kesatuan yang
relative terbentuk akan retak-retak
dan proses kehancuran mulai
terjadi.
3. Proses social mengikuti pola
tingkah laku tersendiri. Orang yang
terlibat dalam proses social (
misalnya bersaing ) tidak mengikuti
pola sopan santun yang dituntut
kedudukan dan peranan. Seluruh
tindak langkahnya berpedoman pada asas
“ urusan adalah urusan
“. Kepentingan pribadi atau kelompok
harus dimenangkan. Tata
krama atau pola sopan santun
kekerabatan atau kedudukan harus
dikesampingkan . Contoh , dua orang
kakak dan adik, dalam
pergaulan biasa terikat oleh tata
sopan santun yang berlaku bagi
saudara muda terhadap saudara tua.
Tetapi apabila mereka
bersepakat mengadakan perlombaan lari
cepat, mereka mengikuti
pola tersendiri yang berlaku dalam
perlombaan, meninggalkan
semua etiket yang berlaku dalam ikatan
persaudaraan.
4. Interaksi yang disebut proses
social tidak mengenal waktu dan
tempat tertentu. Ia dapat muncul di
setiap waktu pada setiap sector
kegiatan manusia. Ia bisa menunggangi
kegiatan bersama,
mendorong dan menungkatkan kegiatan
bersama, tetapi juga bisa
memotong kegiatan bersama yang sedang
berjalan sehingga
berantakan dan terjadi konflik social.
Proses social yang menyusup
di segala bidang kehidupan membawa
akibat baik maupun buruk.
Misalnya, sebuah keluarga yang semula
hidup rukun damai, pada
suatu ketika pecah akibat adanya
percekcokan antara suami dan
isteri.
5. Fenomena proses social berada di
bawah control social yang ketat.
Pengawasan social ini perlu dilakukan
oleh masyarakat ( Negara )
karena jika di luar control proses
social dapat menimbulkan
kerugian bagi pihak-pihak yang ada di
luarnya. Misalnya : yayasan
social yang merupakan bentuk kerja
sama diwajibkan
untuk mendaftarkan diri kepada
instansi pemerintah, agar
kegiatannya dapat dikontrol. Contoh
lain, pelaksanaan
pertandingan sepak bola atau
pertandingan tinju ( sebagai bentuk
persaingan social ) dikontrol oleh
masyarakat penonton , bukan
hanya untuk mencari hiburan tetapi
juga untuk mengawasi jalannya
permainan. Jika proses social itu
berupa konflik antar suku atau
antar golongan, aparatur Negara akan
turun tangan dan bertindak
sebagai unsur control social yang
resmi.
6. Fenomena proses social bersifat
universal, dapat terjadi dimanamana
dan merupakan bagian dari kebudayaan
manusia. Maka,
dalam setiap masyarakat dari setiap
bangsa terdapat proses social
dalam bentuk kerja sama, akomodasi,
asimilasi, persaingan,
oposisi, dan konflik social. Namun,
tidak semua masyarakat (
bangsa ) memberikan apresiasi yang
sama . Suatu bentuk proses
social yang dipandang tinggi oleh
suatu bangsa dapat dipandang
kurang penting oleh masyarakat (
bangsa ) lain. Masyarakat
Amerika Serikat memandang penting
unsur persaingan bebas di
segala bidang kehidupan. Persaingan
dilihat sebagai kekuatan
yang mendorong kemajuan, karena berkat
adanya persaingan
terciptalah nilai-nilai yang terbaik
Sebaliknya masyarakat Indonesia
tidak mementingkan unsur persaingan
maupun oposisi sebagai
tenaga pendorong kemajuan, melainkan
lebih menitikberatkan
unsure kerja sama atau gotong royong.
Untuk mengetahui
mengapa terjadi perbedaan orientasi
nilai sosio-budaya, juga
perbedaan kejiwaan social bangsa yang satu dengan yang
lain.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.