Belajar mengajar adalah suatu proses
yang mengolah sejumlah
nilai untuk dikonsumsi oleh setiap
peserta didik. Nilai-nilai itu tidak
datang dengan sendirinya, tetapi
terambil dari berbagai sumber.
Sumber belajar yang sesungguhnya
banyak sekali terdapat di manamana;
di sekolah, di halaman, di pusat kota,
di pedesaan, dan
sebagainya. Winataputra dan Ardiwinata
(1991: 65) mengelompokkan
sumber-sumber belajar menjadi lima
kategori, yaitu manusia,
buku/perpustakaan, media massa, alam
lingkungan dan media
pendidikan, alam lingkungan dan media
pendidikan. Karena itu,
sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan
sebagai tempat di mana bahan
pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang.
Media pendidikan sebagai salah satu
sumber belajar ikut
membantu guru memperkaya wawasan anak
didik. Aneka macam
bentuk dan jenis media pendidikan yang
digunakan oleh guru menjadi
sumer ilmu pengetahuan bagi anak
didik. Dalam menerangkan suatu
benda, guru dapat membawa bendanya
secara langsung ke hadapan
anak didik di kelas. Dengan
menghadirkan bendanya seiring dengan
penjelasan mengenai benda itu, maka
benda itu dijadikan sebagai
sumber belajar.
Kalau dalam pendidikan masa lalu, guru
merupakan satusatunya
suber belajar bagi anak didik.
Sehingga kegiatan pendidikan
cenderung masih tradisional. Perangkat
teknologi penyebarannya
masih sangat terbatas dan belum
memasuki dunia pendidikan. Tetapi
lain halnya sekarang, perangkat
teknologi sudah ada di mana-mana.
Pertumbuhan dan perkembangannya
hampir-hampir tak terkendali,
sehingga wabahnya pun menyusup ke
dunia pendidikan. Di sekolahsekolah
kini, terutama di kota-kota besar,
teknologi dalam berbagai
bentukdan jenisnya sudah dipergunakan
untuk mencapai tujuan.
Ternyata teknologi, yang disepakati
sebagai media itu tidak hanya
sebagai alat bantu, tetapi juga
sebagai sumber belajar dalam proses
belajar mengajar.
Media sebagai sumber belajar diakui
sebagai alat bantu auditif,
visual dan audiovisual. Penggunaan
ketiga jenis sumber belajar ini
tidak sembarangan, tetapi harus
disesuaikan dengan perumusan
tujuan instruksional, dan tentu saja
dengan kompetensi guru itu sendiri.
Anjuran penggunaan media dalam
pembelajaran terkadang sulit
dilaksanakan, misalnya karena dana
yang terbatas untuk
memperolehnya. Menyadari akan hal itu,
sebaiknya tidak memaksakan
diri untuk membelinya, akan tetapi
cukup membuat media pendidikan
sederhana, karena yang lebih penting
media tersebut dapat
menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran. Cukup banyak bahan
baku untuk keperluan pembuatan
berbagai media pendidikan. Untuk
tercapainya tujuan pembelajaran yang
baik tidak selalu diukur dengan
penggunaan media yang mahal, karena
yang sederhanapun bisa
asalkan guru memiliki kemampuan untuk
menggunakannya. Dengan
demikian, guru yang pandai menggunakan
media pendidikan adalah
guru yang mampu memanipulasi media
menjadi sumber belajar,
sekaligus sebagai panyalur informasi
berbagai materi ajar yang
disampaikan kepada peserta didik dalam
sustu proses belajar
mengajar.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.