Media sebagai alat bantu dalam proses
belajar mengajar adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri. Karena memang gurulah
yang menghendakinya untuk membantu
tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan dari bahan
pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik. Guru
menyadari bahwa tanpa bantuan
media, pelajaran lebih sulit untuk
dicerna dan dipahami oleh setiap
peserta didik, terutama bahan
pelajaran yang rumit dan atau kompleks.
Sebagai alat bantu mengajar media
tidak pernah sirna dari
pembicaraan sebagai bagian yang
seharusnya dimanfaatkan oleh
setiap pendidik dalam proses
pembelajaran, tetapi justru dalam
kenyataannya hal inilah yang sering
terabaikan oleh mereka dengan
berbagai alasan seperti keterbatasab
waktu untuk membuat persiapan
mengajar, kesulitan mencari alat
peraga serta media yang sesuai,
serta tidak adanya dana untuk
pengadaan media tersebut.
Kesulitan seperti di atas sebenarnya
tidak perlu terjadi, karena
banyak jenis madia yang yang dapat
digunakan, disesuaikan dengan
kondisi waktu, keuangan maupun materi
yang akan disampaikan.
Setiap jenis media memiliki
karakteristik dan kemampuan dalam
menayangkan pesan dan informasi (Kemp,
dalam Benny dan Dewi,
2005: 1).
Karakteristik dan kemampuan
masing-masing media perlu
diperhatikan oleh para guru agar
mereka dapat mimilih media yang
tepat sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Kaset audio misalnya,
merupakan media auditif yang dapat
memberikan kontribusi maksimal
untuk mengajarkan topik-topik pembelajaran
yang bersifat verbal
seperti pengucapan (pronounciation)
bahasa asing. Untuk pengajaran
bahasa asing, banyak kaset audio yang
telah siap pakai dan beredar di
pasaran. Apabila materi kaset audio
tersebut tidak sesuai, guru dapat
menyiapkan sendiri secara mudah dan
relatif murah. Pembuatan
media kaset audio untuk penggunaan di
dalam ruangan kelas hanya
membutuhkan sebuah alat rekam, kaset
dan nara sumber yang dapat
berbahasa asing, sementara itu
pemanfaatannya hanya membutuhkan
alat yang sama. Ilustrasi tersebut
menggambarkan bahwa pemilihan
dan pemanfaatan media dapat
disesuaikan dengan kondisi yang
dihadapi.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki
tingkat kesukaran yang
bervarirasi. Pada satu sisi ada bahan
pelajaran yang tidak memerlukan
alat bantu, tetapi di lain pihak ada
bahan pelajaran yang sangat
memerlukan alat bantu berupa media
pengajaran seperti globe,
gambar, grafik, dan sebagainya. Bahan
pelajaran dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar
diproses oleh peserta didik. Apalagi
bagi anak didik yang kurang menyukai
bahan pelajaran yang
disampaikan tersebut.
Jika peserta didik cepat merasa bosan
dan merasa kelelahan
tentu tidak dapat mereka hindari,
disebabkan penjelasan guru yang
sulit dicerna dan dipahami. Guru yang
bijaksana tentu sadar bahwa
kebosanan dan kelelahan peserta didik
berpangkal dari penjelasannya
yang tidak jelas, kadang simpang siur,
tidak ada fokus masalahnya.
Hal ini tentu saja harus dicarikan
jalan keluarnya. Jika guru tidak
memiliki kemampuan untuk menjelaskan
suatu bahan dengan baik,
sebaiknya menghadirkan media sebagai
alat bantu pembelajaran guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelum pelaksanaannya.
Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan
menuju tercapainya tujuan pengajaran.
Hal ini dilandasi dengan
keyakinan bahwa proses belajar
mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar peserta
didik dalam tenggang waktu
yang cukup lama. Ini berarti kegiatan
belajar anak didik dengan
bantuan media akan menghasilkan proses
dan hasil belajar yang lebih
baik daripada tanpa bantuan media.
Walaupun begitu, penggunaan media
sebagai alat bantu tidak
bisa sembarangan sekehendak hati guru.
Tetapi harus memperhatikan
dan mempertimbangkan tujuan. Media
yang dapat menunjang
tercapainya tujuan pengajaran tentu
lebih diperhatikan. Sedangkan
media yang tidak menunjang tentu saja
harus ditinggalkan paling tidak
untuk sementara waktu. Kompetensi guru
sendiri patut dijadikan
perhitungan. Apakah guru telah
memiliki kemampuan untuk dapat
menggunakan media tersebut. Jika
tidak, maka jangan mencoba dulu
mempergunakannya, sebab hal itu akan
sia-sia. Malahan bisa
mempersulit jalannya proses belajar
mengajar.
Akhirnya dapat dipahami bahwa media
adalah suatu alat bantu
dalam proses belajar mengajar. Dalam
hal ini gurulah yang
mempergunakannya untuk membelajarkan
peserta didik demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.