Friday, April 26, 2013

Media Pembelajaran Sebagai Alat Bantu




Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah
yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam
menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik. Guru menyadari bahwa tanpa bantuan
media, pelajaran lebih sulit untuk dicerna dan dipahami oleh setiap
peserta didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan atau kompleks.


Sebagai alat bantu mengajar media tidak pernah sirna dari
pembicaraan sebagai bagian yang seharusnya dimanfaatkan oleh
setiap pendidik dalam proses pembelajaran, tetapi justru dalam
kenyataannya hal inilah yang sering terabaikan oleh mereka dengan
berbagai alasan seperti keterbatasab waktu untuk membuat persiapan
mengajar, kesulitan mencari alat peraga serta media yang sesuai,
serta tidak adanya dana untuk pengadaan media tersebut.
Kesulitan seperti di atas sebenarnya tidak perlu terjadi, karena
banyak jenis madia yang yang dapat digunakan, disesuaikan dengan
kondisi waktu, keuangan maupun materi yang akan disampaikan.
Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam
menayangkan pesan dan informasi (Kemp, dalam Benny dan Dewi,
2005: 1).

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu
diperhatikan oleh para guru agar mereka dapat mimilih media yang
tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Kaset audio misalnya,
merupakan media auditif yang dapat memberikan kontribusi maksimal
untuk mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal
seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran
bahasa asing, banyak kaset audio yang telah siap pakai dan beredar di
pasaran. Apabila materi kaset audio tersebut tidak sesuai, guru dapat
menyiapkan sendiri secara mudah dan relatif murah. Pembuatan
media kaset audio untuk penggunaan di dalam ruangan kelas hanya
membutuhkan sebuah alat rekam, kaset dan nara sumber yang dapat
berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya hanya membutuhkan
alat yang sama. Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa pemilihan
dan pemanfaatan media dapat disesuaikan dengan kondisi yang
dihadapi.

Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang
bervarirasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan
alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat
memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe,
gambar, grafik, dan sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh peserta didik. Apalagi
bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang
disampaikan tersebut.

Jika peserta didik cepat merasa bosan dan merasa kelelahan
tentu tidak dapat mereka hindari, disebabkan penjelasan guru yang
sulit dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa
kebosanan dan kelelahan peserta didik berpangkal dari penjelasannya
yang tidak jelas, kadang simpang siur, tidak ada fokus masalahnya.
Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak
memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan dengan baik,
sebaiknya menghadirkan media sebagai alat bantu pembelajaran guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaannya.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan
menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan
keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar peserta didik dalam tenggang waktu
yang cukup lama. Ini berarti kegiatan belajar anak didik dengan
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih
baik daripada tanpa bantuan media.

Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak
bisa sembarangan sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan
dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat menunjang
tercapainya tujuan pengajaran tentu lebih diperhatikan. Sedangkan
media yang tidak menunjang tentu saja harus ditinggalkan paling tidak
untuk sementara waktu. Kompetensi guru sendiri patut dijadikan
perhitungan. Apakah guru telah memiliki kemampuan untuk dapat
menggunakan media tersebut. Jika tidak, maka jangan mencoba dulu
mempergunakannya, sebab hal itu akan sia-sia. Malahan bisa
mempersulit jalannya proses belajar mengajar.

Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah suatu alat bantu
dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini gurulah yang
mempergunakannya untuk membelajarkan peserta didik demi
tercapainya tujuan pembelajaran.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |