Saturday, May 11, 2013

DEFINISI KONSEP KONSERVASI MENURUT PARA AHLI




Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah konservasi baik di media cetak maupun media elektronik, wacana konservasi tidak hanya didengungkan di indonesia namun sudah masuk dalam tataran global, hal tersebut dikarenakan adanya ketakutan global, terhadap beberapa hal yang dirasa berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia secara global, dapat kita ambil contoh mengenai ruang terbuka hijau yang berkaitan dengan pemanasan global. Untuk menanggulangi pemanasan global dilemparlah wacana konservasi hutan sebagai benteng dari pemanasan global. Lalu yang jadi pertanyaan apa yang dimaksud konservasi, berikut ini adalah beberapa pendapat ahli mengenai pengertian atau definisi konsep konservasi.



Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun 1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save) yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we have), dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Secara leksikal, konservasi dimaknai sebagai tindakan untuk melakukan perlindungan atau pengawetan; sebuah kegiatan untuk melestarikan sesuatu dari kerusakan, kehancuran, kehilangan, dan sebagainya (Margareta, et al. 2010). Lazimnya, konservasi dimaknai sebagai tindakan perlindungan dan pengawetan alam. Persoalan yang dikaji umumnya adalah biologi dan lingkungan. Salah satu fokus kegiatan konservasi adalah melestarikan bumi atau alam semesta dari kerusakan atau kehancuran akibat ulah manusia. Namun dalam perkembangannya, makna konservasi juga dimaknai sebagai pelestarian warisan kebudayaan (cultural heritage).
Banyak definisi mengenai konservasi. Beberapa diantaranya dapat disebutkan di sini. Dalam American Dictionary, konservasi dipahami sebagai menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama.

Konservasi (biologi) fokus pada kelangsungan hidup jangka panjang dari spesies yang terancam bahaya (Hedrick 2003). Spesies dimaksud mencakupi binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Norton (2004) mengartikan konservasi (biologi) sebagai suatu penyesuaian mekanisme alam untuk kepentingan dan tujuan sosial. Tidak berbeda dengan apa yang dikemukakan Norton, Zavaleta, et al (2008) mengartikan konservasi (biologi) sebagai “the body of knowledge necessary to concerve biological diversity at all level, from genes to ecosystems”. Konservasi merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk menjaga dan memelihara diversitas biologi dari gen hingga ekosistem.

IUCN (2007) mengartikan konservasi sebagai manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.

Richmond and Alison Bracker (ed) (2009) mengartikan konservasi sebagai suatu proses kompleks dan terus-menerus yang melibatkan penentuan mengenai apa yang dipandang sebagai warisan, bagaimana ia dijaga, bagaimana ia digunakan, oleh siapa, dan untuk siapa. Warisan yang disebut dalam definisi Richmond dan Alison tersebut, tidak hanya menyangkut hal fisik, tetapi juga kebudayaan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konservasi tidak hanya menyangkut masalah perawatan, pelestarian, dan perlindungan alam, tetapi juga menyentuh persoalan pelestarian warisan kebudayaan dan peradaban umat manusia. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi. Konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba memanfaatkan sumber daya alam untuk masa sekarang. Dari segi ekologi, konservasi merupakan pemanfaatan sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Dalam konteks yang lebih luas, konservasi tidak hanya diartikan secara sempit sebagai menjaga atau memelihara lingkungan alam (pengertian konservasi fisik), tetapi juga bagaimana nilai-nilai dan hasil budaya dirawat, dipelihara, dijunjung tinggi, dan dikembangkan demi kesempurnaan hidup manusia.

 





Sumber :
Oleh: Drs. Eko Handoyo, M.Si. Drs. Tijan, M.Si. 2010. Model pendidikan karakter berbasis konservasi: Pengalaman Universitas Negeri Semarang. Widya Karya Press – Semarang

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

1 komentar:

Elica on February 25, 2019 at 9:29 PM said...

nice sharing kak
Kawasan Industri Karawang

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |