Masa
remaja merupakan masa transisi, yaitu suatu fase perkembangan antara masa
anak-anak dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada umumnya adalah pencarian
jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke
dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan
dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja. Oleh
karena itu, seringkali memiliki dorongan untuk menampilkan dirinya sebagai
kelompok tersendiri. Dorongan ini disebut sebagai dorongan originalitas.
Namun
dorongan ini justru seringkali menjerumuskan remaja pada masalah-masalah yang
serius, seperti nakoba. Pada awalnya remaja, berkeinginan untuk mencoba-coba,
mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang sebagai bentuk kebutuhan
sosialisasi terhadap kelompoknya. Walaupun sebenanarnya kecenderungan itu
wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa justru memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang
paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah
menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari
pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya
manusia bagi bangsa.
Oleh
karena itu dalam kerentanan di masa remaja, dibutuhkan pengertian dan dukungan
orangtua dan keluarga. Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja
akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang "lemah", bahkan dapat
dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan narkoba.
Fakta
berbicara bahwa tidak semua keluarga mampu menciptakan kebahagiaan bagi semua
anggotanya, terutama bagi anak yang menginjak remaja. Banyak keluarga mengalami
problema-problema tertentu. Salah satunya ketidakharmonisan hubungan keluarga.
Banyak keluarga berantakan yang ditandai oleh relasi orangtua yang tidak
harmonis dan kurangnya komunikasi antara mereka. Berhadapan dengan situasi
demikian, remaja merasa bimbang, bingung dan ketiadaan pegangan dalam hidupnya.
Apalagi ditambah dengan sikap dan watak orangtua yang otoriter. Remaja akhirnya
terdorong untuk mencari sendiri pegangan hidupnya. Dalam pencarian inilah
mereka akhirnya terjerumus ke dalam narkotika.
Faktor
ketidakharmonisan dalam keluarga memiliki kontribusi kuat pada munculnya
permasalahan yang dialami remaja. Dikatakan bahwa usia remaja adalah usia serba
tidak pasti, penuh gejolak. Remaja, di satu pihak, ingin melepaskan diri dari
pengaruh orangtua. Namun di lain pihak ia belum sepenuhnya berdiri sendiri.
Dengan demikian jika orangtua tidak bisa menjadi tempat yang aman bagi remaja,
maka remaja akan mencari tempat sandaran lain berupa kelompok para remaja yang
tidak tertutup kemungkinan telah terlibat narkotika. Narkotika akhirnya bisa
dilihat oleh remaja sebagai pengganti kasih sayang dan perhatian yang tidak
mereka alami dari orangtua di rumah.
Sumber :
MENGENAL
BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA. Oleh : Rosita Endang Kusmaryani
Disampaikan
dalam kegiatan penyuluhan “Upaya Penyelamatan Generasi Muda Melalui
Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba” tanggal
8 September 2009
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.