Pertanyaan besar yang dimunculkan oleh
McClelland adalah apakah yang menyebabkan kemiskinan dan keterbelakangan pada
banyak masyarakat di dunia. McClelland sangat terpengaruh oleh pandangan Weber
dalam Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang memandang bahwa semangat
kapitalisme sangat dipengaruhi oleh nilai individual yang dimiliki oleh
seseorang. Dasar ini menajdi sangat penting dalam pengembangan teorinya tentang
dorongan berprestasi. McClelland berpendapat bahwa pada dasarnya jika sebuah
masyarakat menginginkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka yang perlu diubah
adalah dorongan berprestasi individu yang ada dalam masyarakat.
McClelland kemudian melakukan penelitian
terhadap dokumen kesusasteraan dari jaman Yunani seperti puisi, drama, pidato,
epic dan sebagainya. Karya tersebut dinilai oleh para ahli independen, apakah
di dalam karya tersebut terdapat n-ach atau dorongan berprestasi atau tidak.
Jika karya tersebut mengandung optimisme yang tinggi, keberanian untuk mengubah
nasib, tidak cepat menyerah. JIka tidak, maka nilai n-ach nya rendah.
Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sangat
tinggi didahului oleh n-ach yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
McClelland menyimpulkan bahwa n-ach
merupakan semacam virus yang perlu ditularkan kepada orang-orang dimana
masyarakatnya ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Salah satu
implikasi praktis yang terjadi di Indonesia adalah diadakannya pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan n-ach ini yaitu dengan achievement motivation training (AMT)
yang sering diselenggarakan di Indonesia. Sampai saat ini metode pelatihan
untuk meningkatkan motivasi berprestasi sering dilakukan dan tentu saja
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Sumber :
SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
Oleh:V. Indah Sri Pinasti
& Adi Cilik Pierewan
|
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.