Teori Weber tertarik untuk
membahas masalah manusia yang dibentuk oleh budaya di sekitarnya, khususnya
agama. Weber tertarik untuk mengkaji pengaruh agama, pada saat itu adalah
protestanisme yang mempengaruhi munculnya kapitalisme modern di Eropa.
Pertanyaan yang diajukan oleh Weber adalah mengapa beberapa negara di Eropa dan
Eropa mengalami kemajuan yang pesat di bawah system kapitalisme. Setelah itu,
Weber melakukan analisis dan mencapai kesimpulan bahwa salah satu penyebabnya
adalah Etika Protestan.
Kepercayaan atau etika
protestan menyatakan bahwa hal yang menentukan apakah mereka masuk surge atau
masuki neraka adalah keberhasilan kerjanya selama di dunia. Apabila dia
melakukan karya yang bermanfaat luas maka dapat dipastikan bahwa dia akan
mendapatkan surga setelah mati. Semangat inilah yang membuat orang protestan
melakukan kerja dengan sepenuh hati dan etos kerja yang tinggi. Dengan
demikian, seluruh pekerjaan yang dilakukan akan serta-merta menghasilkan surga
dan agregat semangat individual inilah yang memunculkan kapitalisme di Eropa
dan Amerika.
Hasil
penelitian Weber ini merupakan penelitian pertama yang menghubungkan antara
agama dan pertumbuhan ekonomi. Dan jika diperluas, maka agama bisa menjadi
sebuah kebudayaan dan hal ini kemudian merangsang penelitian mengenai bagaimana
hubungan antara kebudayaan dan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, istilah Etika
Protestan ini menginspirasi Robert Bellah yang menulis tentang agma Tokugawa
yang ada di Jepang dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Jepang, hal
itu bisa dilihat bagaimana tingginya pertumbuhan ekonomi di Jepang. Hal ini
tentu saja relevan jika diterapkan diIndonesia, bahwa semangat agama di
Indonesia dapat mendukung, mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sumber :
SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
Oleh:V. Indah Sri Pinasti
& Adi Cilik Pierewan
|
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.