Monday, November 12, 2012

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Inggris di Asia Tenggara




                        Imperialisme merupakan dasar sesebuah negara meluaskan pengaruh dan wilayahnya dengan menjajah negara lain untuk kepentingan tertentu. Imperialisme telah berlaku sejak Empayar Yunani dan Empayar Rom lagi. Walaupun begitu, imperialisme moden bermula sejak abad ke-15 apabila kuasa-kuasa Barat menguasai wilayah-wilayah di Amerika Latin, Afrika dan Asia.

Portugal, sepanyol, Belanda, Perancis dan Amerika Syarikat merupakan antara kuasa Barat yang terlibat dengan imperialisme di Asia Tenggara. Portugal mendahului kuasa Barat yang lain apabila berjaya menawan Melaka pada tahun 1511. Pada awalnya, imperialisme Barat berlaku secara tidak langsung dan bertujuan untuk menguasai kepentingan perdagangan rempah sahaja. Namun, apabila Revolusi Perindustrian tercetus di Eropah, persaingan antara kuasa Barat menjadi semakin sengit. Menjelang tahun 1914, seluruh Asia Tenggara kecuali Thailand telah dikuasai sepenuhnya oleh imperialis Barat.
Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Muangthai tidak pernah dijajah secara langsung,namun tahun 1932, banyak terjadi perkembangan struktural ketika monarchi absolut digantikan dengan monarchi konstituusional. Politik Muangthai di zaman konstitusional ditandai oleh berkali-kali dalam politik yang partisipativ, disebabkan oleh birokrasi, manipulasi dan intervensi kelompok militer.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an.
            Pada tahun 1945, kepentingan perdagangan Inggris menderita kerugian besar di Muangthai sehingga mereka mengajukan permintaan kompensasi. Kemudian datang tekanan dari Amerika, yang menyebabkan Inggris mengurungkan niatnya itu.  Amerika Serikat tidak pernah mengakui deklarasi Perang Muangthai dan secara konsekwen dalam posisi baik memajukan kepentingannya dengan biaya Inggris. Kepentingan Inggris di Thailand membawa campur tangan Amerika Serikat terus-menerus untuk menjaga perlakuan baik Inggris pada perdagangan Amerika. Amerika sangat berpengaruh di Muangthai waktu itu. Amerika mempunyai dolar yang ditawarkan dan ingin menggerakkan Muangnthai yang kaya itu. Inggris yang telah jatuh miskin karena usaha-usaha perangnya, tidak mampu bersaing.
            Keinginan rakyat bergerak untuk memindahkan tanggung jawab Strait Settlements dari kantor India ke kantor koloni merasakan kekecewaan akan adanya perubahan itu.Politik intervensi tetap dipertahankan selama masa kerja Sir Harry Ord dari tahun 1867 sampai 1873. Hal ini membuat Ord sendiri tidak dikehendaki oleh negeri induk karena menjauhkan hubungannya dengan raja-raja Melayu. Selain masalah intern dalam pemimpin-pemimpin Melayu sendiri juga terdapat masalah serangan massal yang tumbuh pada pekerja-pekerja Cina di daerah timah pada pertengahan abad itu. Kamp pertambanagn dengan ribuan pekerja telah meluas di Larut Prak, Kuala Lumpur, dan Klang di Selangor, dan Sungai Ujong di negeri sembilan. Sebelumnya Larut telah diperintah oleh Long Ja’far yang telah menghimbau ribuan orang-orang Cina untuk datang ke pertambangan-pertambangan timah disana. Mereka terbagi atas dua golongan masyarakat besar yang saling bermusuhan, yaitu Ghi Hins dan hai Sans, dibawah pemerintahan anaknya, Ngah Ibrahim. Disini Penang secara serius juga terlibat karena markas kedua golongan masyarakat tersebut ada disana juga melalui Penanglah mereka mengimpor senjata dan suplai.
Pada tahun 1863 Inggris memulai perjuangan diplomasi yang serius dengan Belanda mengenai pelanggaran-pelanggaran mereka yang diumumkan dari perjanjian 1824 denagn memperluas miliknya di Sumatera. Belanda berkeinginan untuk memenuhi permintaan Inggris sebagai imbalan secara bebas berhubungan dengan Aceh. Karena selama itu adanya permpak-perompak di Aceh telah mempersulit kedua belah pihak. Dengan diukanya terusan Suez, psisi Aceh menjadi sangat strategis daripada sebelumnya. Kemudian pada tahun 1871 dengan tawar menawar telah memberikan gerak yang lebih bebas pada Belanda di Sumatera. Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 2 Nvember 1871 tersebut membuka membawa kemajuan baru bagi pihak Belanda di Nusantara. Tahun 1873 mereka memulai dengan perang yang menaklukkan Aceh.
Clarck memberikan instruksi W.A.Pickering untuk untuk mengurus masalah-masalah immigran Cina ke Penang untuk menghimbau kelompok kelompok larut yang berperang agara menerima hasil penengahannya. Ia jug amnengundang rapat gabungan pemimpin-pemimpin Perak Januari 1874. mereka diarahkan untuk mengakiui Abdullah senbagi penuntut resmi sebagai Sultan meskipun dalam kenyataan ia mendapat dukungan kecil dalam negerinya sendiri serta juga turut membicarakan perjanjian Pangkor dimana ia menerima seorang Residen Inggris.
Peraturan baru itu memberikan pada Inggris campur tangan untuk melindungi Perak serta membantu raja-rajanyapasal yang terkait dengan hal itu dalah pasal 6 yang menetapkan bahwa Sultan menerima dan memberikan tempat tinggal yang cocok bagi seorang pejabat Inggris yang disebut residen, yang akan dikirim dengan surat resmi ke Istananya, dan nasehatnya harus diminta dan dilaksanakan dalam semua masalah lain daripada agama dan adata Melayu. Pasal 10 menyebutkan “ bahwa pengumpulan dan penguasaan pendapat dan pemerintahan umum negeri itu diatur berdasarkan nasehat residan-residen ini.” (D.G.E Hall, 527) perjanjian ini baru merupakan perjanjian di atas kertas belum dalam prakteknya.
Kemudian selangor adalah bagian berikutnya dimana terjadi peristiwa perompakan yang terjadi di Kuala Langat terhadap sebuah kapal Malaka yang mengakibatkan terbunuhnya 8 orang Inggris  yang dipekerjakan oleh Sultan. Clarke kemudaian mengutus Frank Swettenham untuk mengatasi masalah tersebut. Kemahiran Swettenham dalam merebut hati Sultan membuat Sultan menulis pada Gubernur agar ia mengatur nergerinya dan memungut semua pajaknya.  Negara lain yang kemudian menganut sistem ini  ialah Sungai Ujonng.  Adanya penarik pajak-pajak liar terhadap penambang-penambanag cina membawa kerusuhan oleh karena itu pasukan Inggris kecil dikirim untuk mengatasi kesulitan itu dan daerah itu dapat dikuasai. Tindakan lain juga terjadi di Perak dimana residennya yang bernama J.W.W Birch terbunuh. Kemudian terjadi perang yang membuat menyerahnya orang orang Melayu dan terusirnya pemimpin-pemimpin pemberontakan.
Di Selangor sistem itu tidak membawa kesulitan apapun, adanya penjagaan ketertiban oleh pasukan polisi dan pergantian sejumlah uang kepada Sultan serta para pemimpin lainnya sangat banyank memperbaiki nasi rakyat.
Setelah kehancuran Perak jabatan residen berada di tangan Sir Hugh Law yang metode-metodenya memberikan model bagi pemerintahan semua negara-negara lain yang dilindungi. Kesulitan-kesulitan yang ia hadapi diantaranya adalah adanya pemberontak-pemberontak lain yang berpotensi merangsang perlawanan pasif. Sebab lainnya yaitu kehilangan pendapatan tanpa penggantian pemimpin-pemimpin feodal mereka. Perbaikan secara besar-besaran hubungan juga terjadi dengan didirikasnnya Dewan Negara yang diciptakan  melalui Peraturan 1861. dimana sultan adalah Presidennya, residen dan para pemimpin Melayu utama, serta dua atau tiga saudagar Cina. Pembaharuan lainnya adalah pendirian lembaga peradilan dan kehakiman yang dikepalai oleh hakim-hakim Eropa. Low juga berhasil membayar lunas utang- negara sebesar L 160.000. selain itu pertambahan jumlah penduduk Perak yang besar juga menjadi sumbangan berikutnya.
Tahun 1884 untuk pertama kalinya dibangun jalan kereta api yang menghubungkan Taipeng pusat pertambangan di Laut dengan Sa-petang di sungai Larut. Pada akhir abad itu, praktis semua perkembangan eknomi hampir seluruhnya di tangan orang Cina. Sebuah perusahaan Prancis mulai menambnag timah di distrik Kinta di perak tahun 1882yang kemudian memperluas operasinya kemana-mana.
Tshun 1888 jumlah negara yang dilindungi bertambah lagi dengan bertambahnya Pahang. Tahun 1887 Weld menghimbau sultan agar menerima wakil konsuler Inggris. Namun pada tahun berikutnya terjadi pembunuhan orang Cina-Inggris sebagai tekanan lanjut dari Singapura sehingga Sultan minta pengangkatan serang residen.
Perjanjian yang dibuat pada bulan agustus 1895 akibat tekanan pada Pahang membuat kesembilan negara setuju membentuk konfederasi negeri sembilan dibawah perlindungan Inggris serta mengikuti semua nasehat seorang Residen Inggris dalam pemerintahan. Ia juga meminta perluasan sistem Residensi ke negara-negara selanjutnya dan pengakuan terbuka fungsi sebenarnya dari Residen.
Weld menjelaskan bahwa aneksasi bukan pemecahan yang sebenarnya untuk masalah-masalah Malaya. Tetapi Swettenham yang membuatnya sama jelas bahwa sisitem Residensi tak dapat ditinggalkan untuk bekermbang tidak menentu tanpa koordinasi. Tahun 1893 ia menyerahkan rencana federasi kepada Gubernur Sir Cecil Clementy smith. Ini terus ke pemerintah kolonial, dengan hasil bahwa pengganti Clementy Sir Charles Mitchell diminta untuk melaporkan hasil uasaha itu. Setelah 2 tahun mempertimbangkan Mitchel tahun 1895 minta bahwa, tergantung npada persetujuan raja-raja Melayu yang bersangkutan, rencana itu sebaiknya diterima. Ia berpendapat bahwa keempat negara yang dilindungi itu mendrita serius sebagian dalam masalah peradilan, pajak dan pendudukan daerah, dan bahwa tiadanya beberapa kekuasaan pemerintahan yang terpusat secara uniform tidak mungkin. Ia menunjuk seorang gubernur yang berhubungan dengan 4 orang residen yang terpisah-pisah. Apakah membiarkan mereka dengan peralatannya sendiri atau ditimbuni dengan pekerjaan. Karena itu ia meminta seorang residen jenderal harus ditunjuk sebagai kepala eksekutif untuk mengawasi pemerintahan negara-negara itu, tetapi bertindak hanya melalui Residen secara Individu.
Sementara rancangan akan diserahkan pada Dewan negara harus ada rapatrapat berkala majelis pemimpin-pemimpin dan Residen-residen dengan kekuasaan seluruhnya bersifat penasehat. Sebagai ganti mengangkat pejabat-pejabat untuk negara-negara yang terpisah-pisah harus ada sebuah pelayanan umum yang bertindak dibawah kepalakepala departeman pemerintahan federal. Dimana setiap negara secara finansiil harus tetap otonomi.
Kemudian Residen Perak menghimbau raja-raja untuk menerima rencana itu dan di instruksikan oleh sekretaris negara untuk menjelaskan bahwa dengan berbuat demikian tidak ada jalan mereka kehilangan kekuasaanya dan hak-hak istimewanya,  juga tidak memotong hak pemerintahan sendiri yang dijalankan. Pada dasar yang tidak riil ini swetenham menjalankan tugasnya utntuk menandatangani perjanjian federasi  di mana Perak, Selangor, Pahang dan negeri Sembilan disatukan dalam bentuk federasi negara-negara Melayu secara lisan dikatakan pengaturan baru tersebut tidak merubah hubungan yang ada antara masing-masing negara dan kerajaan Inggris, tetapi pada kenyataanya membuat masuk ke dalam kesatuan pemerintahan.
Meskipun tidak sesuai dengan praktiknya tetapi sulan merasa cukup puas karena mereka mempertahankan jabatanyya deenagn tambahan-tambahan, pendapatan yang lebih besar dan penampilan yang bertambah indah dan upacara yang megah. Dan Inggris di Kuala lumpur mendirikan pusat pemerintahan yang besar dan efisien, dalam gaya modern ayng indah, dimana sultan – sultan suaranya sedikit atau tidak punya suara. Namun terhadap tuntutan yang secara cepat bertambah penduduk cina torinya mereka adalah negara-negara Melayu dibawah kedaulatan raja-raja Melayu merupakan alat yang paling ampuh untuk menolak bertindak menjadi kemarahan oleh orang-orang Melayu. Sir Frank Sweternham menjadi residen jenderak pertama ketiak federasi disyahkan tanggak 1 juli 1896. Pemerintahannya berkembang dengan adanya seorang penasehat hukum, seorang sekretaris yang mnegurusi masalah-masalah orang-orang cina, komisi keuangan komisi peradilan, komisi kepolisian dan direktur pekerjaan umum. Kemudian deoartemen-deoarteman lain ditambahkan.
Konferensi raja-raja Melayu pertama yang dijanjikan diadakan di Kuala Kangsar, Perak, tahun 1897. Sejumlah masalah pokok untuk perencanaan diperbincangkan. Karena mereka tidak semangat untuk menyetujuinya maka kemudian diserahkan pada dewan Negara yang dijadikan peraturan legislative dengan pengertian yang sama. Jadi Kuala lumpur menjadi pusat legislative dan juga administrative.
Konferensi kedua raja-raja Melayu itu diadakan di Kuala Lumpur tahun 1903, membicarakan masalah partisipasi orang-orang Melayu dalam pemerintahan, dan sultan Perak menyesalkan bahwa tidak ada jalan diketemukan untuk menyerahkan bagian yang penting dari pemerintahan itu. Ia juga melakukan protes yang kurang menghormati dan pikiran terbuka terhadap Sentralisasi yang berlebihan yang menarik perhatian untuk mengadakan reformasi yang diperlukan dalam struktur federal. Departementalisasi pemerintahan dan desakan untuk unifomitas adalah merupakan satu-satunya akibat, mengencangkan pengawasan pusat. Komisi peradilan menjadi kerangka prosedur peradilan negara, komisi keuangan menyusun kembali seluruh system keuangan, departeman pekerjaah-pekerjaan. Di semua negara disatukan ke dalam satu depertemen dibawah seorang direkrut di Kuala Lumpur, pembangunan jalan kereta api lalu berada di bawah direktur federal. Dalam kereta api, perawatan hutan disitematisir di bawah departeman kehutanan dan pertanian dan pendidikan di bawa direktur-direktur federal.
Pihak-pihak yang menentang sentralisasi berpendapat bahwa perlindungan Inggris pada Sultan-sultan telah diabaikan dan bahwa ada kecenderungan melupakan tenaga-tenaga yang digunakan oleh pemerintah yang berasal seluruhnya dari hadiah mereka. Ada perasaan yang tidak menyenagkan bahwa residen jenderal tidak ada dalam pengawasan yang efektif. Lagipula, kemajuan yang cepat dalam perdagangan, masyarakat pertambangan dan perkebunan terarah pada suatu keinginan bagi dirinya utntuk mendapatkan perewwkilan dalm pemerintahan. Karena itu tahun 1909 sebuah persetujuan bagi konstitusi untuk suatu dewan federal diajukan kepada raja-raja dan diterima oleh mereka. Badan baru ini berada di bawah pimpinan komisaris tinggi yang keanggotaanya meliputi residen jendral dan empat residen, empat sultan dan empat anggota tak resmi yang diangkat oleh Komisaris tinggi dengan persetujuan raja.
Karena itu tahun 1909 sebuah persetujuan bagi konstitusi untuk suatu dewan federal diajukan kepada raja-raja dan diterima oleh mereka.. Dewan diberi tugas yang berhubunagn dengan rancangan perkiraan pendapatan dan belanja setiap negara. Jurisdiksi yang penting dari dewan-dewan negara itu mengenai masalah-masalah yang berhubungan denagn agama Islam dan masalah-masalah tertentu yang menyangkut adat Melayu. Pada dewan federal sultan diturunkan pada derajat yang sama dengan anggota biasa manapun. Mereka tidak mempunyai hak feto. mengenai dewan negara posisinya dapat disingkatkan sebagai berikut. Dewan federal membagikan gabungan pendapatan keempat negara yang kelihatannya sesuai dan kemudian membertahukan dewan-dewan negara tentang keputusannya.
Fungsi legislative dewan-dewan negara itu terhenti, karena semua undang-undang yang penting apapun sejak itu diundangkan oleh dewan federal.  Factor utama yang menjadi penyebab dikeluarkannya perubahan dalam posisi raja-raja Melayu adalah revolusi ekonomi yang selama 20 tahun pertama abad xx membawa Malaya persis memasuki fron depan perkembangan perdagangan dunia, dan negara-negaranya berhadap hadapan dengan kondisi kondisi bahwa raja-raja mereka dengan pandangan jaman pertengahan tidak mampu untuk menjangkaunya. Selama 10 th terakhrir pada abad XIX pertambangan timah mulai menunggalkan bentuk peleburan terbuka secara primitive atau penggalian secara besar-besaran dengan mesin moern orabg barat.
 Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Inggris di Asia Tenggara

Tak sampai setelah perang dunia pertama masalah lama, mengenai sentaralisasi, birokrasi dan posisi sultan-sultan Melayu kembali lagi ke depan. Terhadap latar belakang ini penting bahwa ketika tahun 1909 keempat negara di bagian utara Kedah,Perlis, Kelantan dan Trengganau menjadi bawahan kekuasaan Inggris, dengan persyaratan perjanjian Siam-Inggris tahun itu, Raja-raja semua menolak bergabung dengan federasi. Sebetulnya dalan menguasai mereka Inggris membatasi kekuasaanya pada hak member nasehat, karena itu memberikan pada mereka kebebasan dalam negeri yang luas sekali.
Johor juga tidak mempunyai bagian dalam federasi itu karena itu pendirian singapura tahun 1819 dekat sekali hubungannya dengan Inggris. Tak sampai tahun 1914 mempunyai seorang penasehat umum tetapi tahun 1895 sultannya, Abu bakar memberinya konstitusi yang dirancang oleh ahli hukum inggris. Tahun 1914 keanggotaanya dibuka dan pejabat-pejabat Inggris dapay duduk di dalamnya tanpa bersumpah ketika kepada Sultan. Tahun 1912 badan yang ketiga , dewan eksekutif ditambahkan.
Semua unfederated states itu mempunyai penasehat-penasehat yang fungsinya berbeda dari penasehat penasehan residen. penasehat mempunyai hak dimintai pendapatannya oleh raja dalam segala masalah tetapi tidak mengeluarkan perintah apapun. ia dapat menetang bila raja tidak mengikuti nasehatnya, tetapi biasanya berusaha menghimbaunya untuk menerima pendapat dan menggunakan kekuasaan sedikit mungkin. dengan demikian sampai perang dunia kedua terdapat tiga tipe konstitusi di Malaya yaitu Strait Settlement yang merupakan koloni Inggris, meliputi pulau Singapura. Penang dan propinsi Walessley, dan teritorial Malaka.  Federated Malay Stated, perak Selangor, Negeri Sembilan dan Pahang. Dan Unferated Malay States, Kedah, Perlis Kelantan, Trengganau, dan Johor.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |