Friday, November 23, 2012

Determinisme Lingkungan (ANTROPOLOGI EKOLOGIS Donald L. Hardesty)




   Determinisme Lingkungan

 Lingkungan alam dipercaya telah memainkan peran sebagai penggerak dalam segala aktivitas  manusia. Kepribadian, moralitas, politik dan pemerintah, agama, budaya material, biologi, dimana akan dijelaskan oleh  determisme lingkungan. Teori humours Hippocrates mungkin adalah tunggal, dimana menjadi sebuah  pondasi paling penting dalam determinisme lingkungan sampai abad 19. dalam teorinya Hippocrates menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdiri atas 4 macam humours yaitu empedu kuning, empedu hitam, lendir, dan darah yang masing-masing menggambarkan api, bumi, air, dan darah, dimana proporsinya akan  menyebabkan variasi di dalam kepribadian dan bentuk badan individu.


dalam determisme lingkungan, iklim dipercaya menjadi jawaban untuk keseimbangan dari teori humours, dan perbedaan geografi berpengaruh terhadap bentuk fisik dan kepribadian.. Kehidupan manusia yang tinggal di iklim panas adalah penuh nafsu, keras, malas, berumur pendek, ringan, dan tangkas. Hal ini disebabkan oleh udara yang panas dan kesulitan air.
Plato dan Aristoteles menghubungkan antara iklim dengan pemerintah, dengan memandang Yunani mempunyai iklim yang ideal untuk membangun pemerintahan yang demokratis dan mampu menciptakan orang orang yang mampu menjalankan peraturan yang lain. di sisi lain, pemerintah yang sewenang-wenang merupakan pelengkap terbaik yang cocok untuk iklim yang panas.sedangkan Musim dingin tidak mampu membentuk Negara yang riil, sebab orang-orang kekurangan keterampilan dan kecerdasan.
Montesquieu mencontohkan determisme lingkungan pada penduduk Perancis abad 18, dimana iklim panas menciptakan rasa malas dan cenderung memiliki agama yang pasif. Sedangkan di iklim dingin, mampu berkembang pesat dalam rangka memenuhi cinta dari kebebasan individu dan aktivitas. Hal ini dibantah oleh ahli bumi bernama Ellsworth Huntington bahwa gama berkembang pesat di daerah hangat. Dengan argumen iklim lebih kondusif untuk kebebasan berfikir.
Determinisme lingkungan dianggap sebagai model sederhana dalam menggolongkan dan menjelaskan data keanekaragaman manusia, yang dikumpulkan sebagai hasil explorasi dunia dengan menggunakan "system tiga zaman" .Dalam hal ini, Konsep kultur area bertujuan, menyediakan kultur yang bermacam macam dalam area geografis yang luas  untuk digolongkan ke dalam jenis tunggal karena memiliki ciri-ciri yang sama. Awalnya  Pakar geografi dan antropolog mencatat gambaran umum antara kultur area dan area alami, dengan beragumentasi bahwa lingkungan menyebabkan terjadinya perbedaan kultur area.
William H. Holmes seorang antropolog mengemukakan di wilayah Amerika Barat daya tidak begitu banyak ditemukan warisan budaya, dan bentuk kultur material adalah lingkungan lokal mereka sendiri Tidak hanya kultur material semata, tapi kultur non-material juga dipengaruhi lingkungan. Menurut  F. W Hodge, yang juga menjelaskan mengenai Amerika Barat daya, dengan ditemukan mata air yang nantinya membuat mereka tetap eksis, lingkungan yang keras  mempengaruhi struktur social dan fungsi, tatakrama dan kebiasaan, motivasi dan produk estetis, cerita rakyat yang berkembang dan simbol-simbol, dan hampir semua ritual-ritual dan pemujaan merupakan simbol kerinduan terhadap air.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |