Determinisme
Lingkungan
Lingkungan
alam dipercaya telah memainkan peran sebagai penggerak dalam segala aktivitas manusia. Kepribadian, moralitas, politik dan
pemerintah, agama, budaya material, biologi, dimana akan dijelaskan oleh determisme lingkungan. Teori humours Hippocrates
mungkin adalah tunggal, dimana menjadi sebuah
pondasi paling penting dalam determinisme lingkungan sampai abad 19.
dalam teorinya Hippocrates menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdiri atas 4
macam humours yaitu empedu kuning,
empedu hitam, lendir, dan darah yang masing-masing menggambarkan api, bumi,
air, dan darah, dimana proporsinya akan
menyebabkan variasi di dalam kepribadian dan bentuk badan individu.
dalam
determisme lingkungan, iklim dipercaya menjadi jawaban untuk keseimbangan dari
teori humours, dan perbedaan geografi berpengaruh terhadap bentuk fisik dan
kepribadian.. Kehidupan manusia yang tinggal di iklim panas adalah penuh nafsu,
keras, malas, berumur pendek, ringan, dan tangkas. Hal ini disebabkan oleh
udara yang panas dan kesulitan air.
Plato dan Aristoteles menghubungkan antara iklim dengan
pemerintah, dengan memandang Yunani mempunyai iklim yang ideal untuk membangun
pemerintahan yang demokratis dan mampu menciptakan orang orang yang mampu
menjalankan peraturan yang lain. di sisi lain, pemerintah yang sewenang-wenang
merupakan pelengkap terbaik yang cocok untuk iklim yang panas.sedangkan Musim
dingin tidak mampu membentuk Negara yang riil, sebab orang-orang kekurangan
keterampilan dan kecerdasan.
Montesquieu
mencontohkan determisme lingkungan pada penduduk Perancis abad 18, dimana iklim
panas menciptakan rasa malas dan cenderung memiliki agama yang pasif. Sedangkan
di iklim dingin, mampu berkembang pesat dalam rangka memenuhi cinta dari
kebebasan individu dan aktivitas. Hal ini dibantah oleh ahli bumi bernama
Ellsworth Huntington bahwa gama berkembang pesat di daerah hangat. Dengan
argumen iklim lebih kondusif untuk kebebasan berfikir.
Determinisme
lingkungan dianggap sebagai model sederhana dalam menggolongkan dan menjelaskan
data keanekaragaman manusia, yang dikumpulkan sebagai hasil explorasi dunia
dengan menggunakan "system tiga zaman" .Dalam hal ini, Konsep kultur
area bertujuan, menyediakan kultur yang bermacam macam dalam area geografis
yang luas untuk digolongkan ke dalam
jenis tunggal karena memiliki ciri-ciri yang sama. Awalnya Pakar geografi dan antropolog mencatat
gambaran umum antara kultur area dan area alami, dengan beragumentasi bahwa
lingkungan menyebabkan terjadinya perbedaan kultur area.
William H. Holmes seorang antropolog mengemukakan di
wilayah Amerika Barat daya tidak begitu banyak ditemukan warisan budaya, dan
bentuk kultur material adalah lingkungan lokal mereka sendiri Tidak hanya
kultur material semata, tapi kultur non-material juga dipengaruhi lingkungan.
Menurut F. W Hodge, yang juga
menjelaskan mengenai Amerika Barat daya, dengan ditemukan mata air yang
nantinya membuat mereka tetap eksis, lingkungan yang keras mempengaruhi struktur social dan fungsi,
tatakrama dan kebiasaan, motivasi dan produk estetis, cerita rakyat yang
berkembang dan simbol-simbol, dan hampir semua ritual-ritual dan pemujaan
merupakan simbol kerinduan terhadap air.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.