Fenomenologi agama = Ilmu yang
mempelajari agama sebagai suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati secara
obyektif dengan menggunakan analisa deskriftif.
Kaum
evolusionis umumnya memandang animisme sebagai prototipe atau cikal bakal
munculnya agama. Animisme, sebagaimana digunakan dan dimengerti E. B. Tylor
adalah suatu sistem kepercayaan dimana manusia religius beranggapan bahwa
manusia, semua makhluk hidup dan benda mati memiliki jiwa.
Sebuah
bentuk religi awal, yang untuk sebagian besar tampaknya masih dihayati oleh
kelompok-kelompok etnis di berbagai belahan dunia, adalah kepercayaan dan
praktik berkenaan dengan leluhur. Bentuk pemujaan leluhur ini mengandaikan
bahwa leluhur yang telah meninggal, khususnya dalam hubungan kekeluargaan,
sebenarnya masih hidup dalam wujud yang efektif dan bisa ikut campur tangan
dalam kehidupan manusia.
Magi
atau sihir adalah sebuah fenomena yang sangat dikenal dalam kehidupan
masyarakat primitif. Magi dan sihir umumnya dipahami, namun tampaknya sangat
sulit dirumuskan dengan tepat. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa magi
adalah kepercayaan dan praktik yang diyakini manusia bahwa mereka dapat secara
langsung mempengaruhi kekuatan alam dan antar mereka sendiri, entah untuk
tujuan baik atau buruk, dengan usahausaha mereka sendiri dalam memanipulasi
daya-daya yang lebih tinggi.
Manusia
tradisional pada umumnya melaksanakan kegiatan-kegiatan kultisnya dengan maksud
mencapai suatu tujuan tertentu, atau berpamrih. Mereka senantiasa memiliki alas
an untuk pembenaran suatu pemujaan, misalnya untuk mencegah kemandulan wanita,
menjamin kesuburan ladang, memastikan hujan yang cukup, dan sebagainya.
Dalam
masyarakat tradisional, praktik-praktik ritual atau kultis dilaksanakan dengan
pemberian persembahan atau sesajian, mulai dari bentuk-bentuk sederhana seperti
persembahan buah-buahan pertama yang diletakkan di hutan atau di ladang, sampai
kepada bentuk persembahan yang lebih kompleks di tempat-tempat suci atau umum.
bahwa ritual merupakan ungkapan yang lebih bersifat logis daripada hanya
bersifat psikologis. Ritual memperlihatkan tatanan atas simbol-simbol yang diobjekkan.
Simbol-simbol ini mengungkapkan perilaku dan perasaan, serta membentuk
disposisi pribadi dari para pemuja mengikuti modelnya masing-masing.
Pengobjekkan ini penting untuk kelanjutan dan kebersamaan dalam kelompok
keagamaan.
Ritual
adalah pola-pola pikiran yang dihubungkan dengan gejala yang mempunyai
ciri-ciri mistis. Di pihak lain, upacara berarti setiap organisasi kompleks
dari kegiatan manusia yang tidak hanya sekadar bersifat teknis ataupun
rekreasional melainkan juga berkaitan dengan penggunaan cara-cara tindakan yang
ekspresif dari hubungan sosial. Ritus dapat dibedakan atas empat macam (1) Tindakan
magi, yang dikaitkan dengan penggunaan bahan-bahan yang bekerja karena
daya-daya mistis; (2) Tindakan religius, kultus para leluhur, juga
bekerja dengan cara ini; (3) Ritual konstitutif yang
mengungkapkan atau mengubah hubungan sosial dengan merujuk pada
pengertian-pengertian mistis, dengan cara ini upacara-upacara kehidupan menjadi
khas; dan (4) Ritual faktitif, yang meningkatkan produktivitas atau kekuatan,
atau pemurnian dan perlindungan, atau dengan cara lain meningkatkan
kesejahteraan materi suatu kelompok. Ritual faktitif berbeda dari ritual
konstitutif, karena tujuannya lebih dari sekadar pengungkapan atau perubahan
hubungan sosial. Dia tidak saja mewujudkan korban untuk para leluhur dan
pelaksanaan magi, namun juga pelaksanaan tindakan yang diwajibkan oleh anggota
kelompok dalam konteks peranan sekular mereka. Chaple dan Coon mengusulkan
perlunya ditambahkan satu jenis ritual lainnya, yakni (5) Ritual
intensifikasi, ritus kelompok yang mengarah kepada pembaharuan dan
mengintensifkan kesuburan, ketersediaan buruan dan panenan. Orang yang
menginginkan panenan berhasil akan melaksanakan ritual intensifikasi.
mitos sesungguhnya merupakan pernyataan atas
suatu kebenaran yang lebih tinggi dan lebih penting tentang realitas asali,
yang masih dimengerti sebagai pola dan fondasi dari kehidupan primitif.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.