Thursday, November 15, 2012

Interaksi Sosial




Gillin dan Gillin (1954) (dalam Soekanto S. 2004:61) mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok-kelompok, maupun antara individu dengan kelompok. 

Menurut Soerjono Soekanto (1992) (dalam Tutik T.T.& Trianto. 2008:51-53), mengadakan hubungan sosial sendiri merupakan kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial, yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan dalam mengadakan hubungan serta mempertahankan hubungan (kebutuhan inklusi), pengawasan dan kekuasaan (kebutuhan kontrol), dan cinta dan kasih saying (kebutuhan afeksi). Interaksi sosial terjadi dan menimbulkan situasi sosial, yaitu suatu situasi yang di dalamnya terdapat hubungan-hubungan sosial yang disebabkan adanya naluri untuk hidup bersama, keinginan untuk menyesuaikan diri dengan pihak lain, dan keinginan menyesuaikan diri dengan alam.Proses interaksi sosial tersebut berlangsung menurut suatu pola yang didasarkan pada lima hal, yaitu kebutuhan nyata, efisiensi, efektifitas, penyesuaian diri pada kebenaran, penyesuaian dengan kaidah-kaidah berlaku, dan tidak memaksakan diri.
Proses interaksi sosial terjadi karena beberapa faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor tersebut, sebagai pertama adalah faktor imitasi yang merupakan faktor mampu mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, selain itu juga bisa membuat seseorang berlaku menyimpang jika salah meniru tindakan. Sedangkan faktor sugesti yang ada pada saat seseorang memberikan pandangan dan pandangan tersebut diterima oleh orang lain, sebagai contoh adalah apa yang dilakukan oleh seorang mentalis terhadap seseorang ataupun seperti yang dilakukan oleh seorang motivator kepada orang yang sedang “sakit mental”. Dan faktor identifikasi merupakan kecenderungan pada diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain yang dianggap lebih baik, baik dilakukan secara sengaja ataupun secara tidak sadar. Yang terakhir adalah faktor simpati, yang merupakan bentuk perasaan yang merasa tertarik dengan pihak lain dan ingin memahami pihak lain tersebut sebagai upaya untuk menjalin kerjasama. Faktor-faktor tersebut adalah yang menjadi dasar minimal dari proses interaksi sosial (Soekanto S. 2004:63-64).
Menurut Soerjono Soekanto (2004:64-67), suatu interaksi sosial terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu ada kontak sosial dan ada komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari proses interaksi sosial, yang bisa terjadi dalam tiga bentuk, yaitu antara individu, antara individu dengan kelompok, dan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Kontak sosial disini tidak hanya bersifat langsung (bertemu), tapi juga bisa terjadi secara tidak langsung (melalui media, missal telefon, ber-SMS-an). Sedangkan komunikasi berarti bahwa seseorang memberi arti pada perilaku orang lain baik berupa pembicaraan, sikap dan tanda simbolik yang lain, yang kemudian diberi reaksi oleh orang lain tersebut.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |