Monday, November 12, 2012

Kedatangan Bangsa Eropa di Asia Tenggara



Eropa memiliki kekuasaan berbagai koloni di Asia Tenggara, yang dapat dibaca berikut :
§      Belanda - Indonesia
§      Portugis - Timor Timur
§      Spanyol – Filipina (dikuasai Amerika Serikat setelah 1898)
§      Perancis -Vietnam, Laos, Kamboja (dinamakan Prancis Indocina)
§      Inggris - Malaya, Myanmar (Burma) 
Kemasyhuran Malaka akhirnya tiba juga ke telinga bangsa Portugis. Ketika itu Portugis telah memiliki beberapa wilayah taklukan dari pesisir Afrika hingga sejauh Goa di India. Vasco de Gama, seorang laksamana ulung dilantik sebagai raja muda untuk India. Dia mengirim utusan ke Malaka dan diterima dengan baik oleh Sultan Ahmad (1488-1511), Portugis mendapat izin berdagang sebagaimana halnya bangsa-bangsa lain.

Utusan Portugis tiba ketika Malaka konon sedang dirundung perpecahan antara sultan di satu fihak dengan bendahara dan putranya, suatu hal yang berbahaya mengingat di mana-mana perpecahan adalah menyenangkan imperialis. Jika tidak ada perpecahan yang diada-adakan.
Komunitas Muslim internasional di Malaka tahu watak Portugis karena mereka ada yang berasal dari negeri-negeri yang telah direbut Portugis semisal Hurmuz di Teluk Persia, Suquthrah di Teluk ‘Adan dan Zanzibar di lepas pantai timur Afrika. Mereka mempengaruhi sultan untuk memusuhi Portugis, sultan terpengaruh dan dalam suatu serangan mendadak beberapa anggota utusan tewas dan selebihnya lolos.
Segera pemerintah Portugis melihat peluang atau dalih untuk menaklukan Malaka. Sekelompok armada Portugis dipimpin oleh Alfonso d’Albuquerque menuju Malaka dan dapat menaklukannya setelah bertempur sengit.
Peristiwa tersebut boleh dinilai sebagai awal zaman gelap bagi Asia Tenggara. Setelah kehadiran Portugis, berbondong-bondong bangsa-bangsa Barat lain datang ke Asia Tenggara meraih tanah jajahan. Kelak ketika Perang Pasifik dimulai, Inggris bercokol di Birma (kini Myanmar), Brunei, Malaya (kini Malaysia) dan Singapura; Belanda bercokol di Indonesia; Portugis bercokol di Timor Timur (kini Timor Leste); Perancis di Vietnam, Laos dan Kamboja; serta Amerika Serikat (AS) bercokol di Filipina.
  1. Portugis
Di akhir abad pertengahan,  Portugis siap menjadi pemimipin orang –orang Eropa dalam melaksanakan kegiatan dalam rute perdagangan di Hindia.  Posisi mereka di Atlantik membuat mereka menjadi bangsa pelaut yang tangguh. Dalam perang salib melawan orang-orang Mor, mereka telah membangun angkatan laut yang begitu besar. Pelabuhan utama mereka adalah Lisbon dan Oporto dimana daerah tersebut mempunyai hubungan perdagangan dengan Laut tengah dan bagian utama eropa. Saat itu dibawah kepemimpina vasco da Gama mereka menghadirkan diri untuk pertama kali di Samudera Hindia dengan dorongan Nasionalisme yang menggelora yang mendesak mereka untuk menghancurkan Islam.
Berkat pengalaman yang di dapat dari Calicut, pusat perdagangan orang-orang Arab di pantai Malabar, serta keuntungan luar biasa perdagangan dari orang-orang Mor, menjadi sebuah pertimbangan.  Dengan memukul perdagangan orang Arab di Samudera Hindia, Prtugis bermaksud memukul kekaisaran Ottoman yang akan menarik sebagian besar pendapatannya dari monopoli rempah-rempah. Perlawanan yang kuat pedagang-pedagang Arab dan Muslim lainnya, orang Portugis dengan cepat memperluas kekuasaan dan pengaruhnya. Bagi Alfonso de Alburqueque, untuk mencapai supremasi perdagangan di Samudera Hindia perlu menduduki dan menguasai titik strategi pokok dan mengendalaikan perdagangan yang akan menghasilkan pendapatan yang cukup bagi pertahanan dan pemeliharaan kekuatan yang tidak dapat di tandingi.
Portugis adalah orang Eropa pertama yang tiba di Timor, mereka sampai di pulau itu setelah terlibat sengketa dengan Belanda, di tahun 1613. Perjanjian yang terjadi pada tahun 1859, diperbaharui pada tahun 1893, dan akhirnya pada tahun 1914 perbatasan antara Portugis dan Belanda telah jelas. Dalam Perang Dunia II, Timor telah dikuasai Jepang (pada awal tahun 1942). Dengan berdirinya republik Indonesia tahun 1950, belanda menyerahkan Timor pada Indonesia dan sekarang wilayah Nusa Tenggara Timur. Kupang sebagai ibu kota. Di tahun 1975, Timor Portugis, yang terdiri setengah bagian timur pulau kecil melepaskan diri, menyatakan dirinya Republik Demokrat Timor Leste. Dan dengan segera Timor Timur menyatakan kedaulatanya. Di tahun-tahun berikutnya berkurang banyak akibat kekerasan militer, kekurangan pangan, dan penyakit. Pencaplokan itu tidak diterima oleh dunia internasional, dan perang gerilya terus terjadi sampai tahun 1990-an dan tentara secara kejam mencoba melawannya. Timor Timur baru-baru ni telah menjadi negara yang mandiri.
  1. Belanda
           Akibat jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki maka hubungan perdagangan antara Eropa-Asia melalui Laut Tengah terputus sehingga mendorng orang Eropa untuk mencarirempah-rempah langsung dari sumbernya yang ada di Timur. Usaha ini dilakukan dengan cara menjelajahi smudra dan akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil yaitu mencapai Indonesia sebagai tempat penghasil rempah-rempah. Bangsa bart yang telah mencapai Indonesia antara lain adalah Portugis , Spanyol, Belanda. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah bertujuan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah melalui praktek monopoli. Sehingga mereka melakukan imperialism perdagangan atau imperialisme kuno.
            Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia berawal dari wilayah Belanda yang sempit dan keadaan alamnya yang merupakan daerah dataran rendah dekat dengan pantai Samudra Atlantik, memaksa Belanda untuk mencari nafkah di laut. Biasanya para pedagang ini membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis) untuk disebarkan ke Eropa Baratdan Utara. Negeri Belanda pada waktu itu masih merupakan Negara jajahan Spanyol. Tahun 1585 Belanda tidak dapat lagi membeli rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis juga dikuasai oleh bangsa Spanyol. Dengan demikian maka putuslah hubungan perdagangan rempah-rempah antara Lisabon dengan Belanda yang akhirnya mengakibatkan Belanda menderita kerugian. Sejak itu Belanda berusaha sendiri untuk menjelajahi samudra dengan tujuan untuk mencari rempah-rempah dari daerah asalnya yaitu Indonesia.
            Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Bulan April 1595 Belanda memulai pelayarannya menuju ke Nusantara dengan empat buah kapal dibawah pimpinan Cornelius de Houtman dan de Keyzer. Dalam pelayarannya menuju ke Timur Belanda menempuh rute : Belanda—Pantai Barat Afrika—Tanjung Harapan—Samudra Hindia—Selat Sunda—Banten. Pada 5 Juni 1596 empat kapal Belanda mendekati pantai barat Sumatera dan 12 hari kemudian mereka mencapai Banten di daerah Jawa Barat Daya (Vlekke, 2008 : 119).
            Pelayaran bangsa Belanda ke Indonesia selalu menjauhi pelayaran bangsa Portugis, selain itu Belanda juga tidak mau menguasai daerah pendudukan Portugis. Pelayaran de Houtman tidak singgah di India dan Malaka yang sudah di duduki oleh Portugis. Cara ini digunakan untuk menghindarkan pertentangan dengan Portugis, pelayarannya memasuki wilayah nusantara dengan melalui selat Sunda.
           Kedatangan Belanda pertama kali ke Banten sudah di atur untuk menunjukkan rasa persahabatan dan menyembunyikan perasaan sejati ysesungguhnya, sehingga para bangsawan Jawa sari Banten berdatangan ke kapal-kapl Belanda dan menyambutnya dengan baik, karena orang Jawa awalnya mengira bahwa Belanda adalah mitra dagang yang baik dan orang Jawa mengundang para pedagang Belanda untuk berniaga dengan bebas di pelabuhan mereka serta mendapat ijin dari Mangkubumi.Akan tetapi kesempatan yang bagus ini disalah artikan oleh Belanda dengan cara ingin memperoleh keuntungan secara besar-besaran, mereka juga melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan melakukan penekanan terhadap rakyat Banten, Dengan kesombongannya Belanda telah diusir dari Banten. Beberapa orang Belanda ditangkap dan hasil barang dagangannya disita, Armada Belanda yang belum mendapat barang dagangan akhirnya harus mundur dari Banten menuju ke Sumatera Selatan.
            Pada tanggal 2 Oktober 1596 Belanda kembali lagi ke Banten. Mereka mengadakan perjanjian persahabatan dan ingin menebus kawan-kawannya yang ditawan. Kemudian tawanan dibebaskan setelah dibayar mahal. Suasana damai seperti ini tidak berlangsung lama karena mulai tanggal 28 Oktober sudah terjadi ketegangan lain yaitu antara Belanda dan Portugis. Keduanya saling berebut pengaruh terhadap raja Banten dan memfitnah musuhnya. Portugis berhasil mendekati Banten dan merusak hubungan banten dengan Belanda. Akhinya Belanda marah kemudian menembaki kapal Portugis dan Banten.
            Kesombongan Belanda ini segera tersiar ke seluruh Bandar pantai utara Jawa, akibatnya Belanda dilarang untuk berlabuh dan hal ini sangat  merugikan Belanda.  Karena Belanda diusir dari Banten maka orang-ornag Belanda berlayar ke arah Timur sesampainya di Bali mereka berlabuh tapi Belanda hanya mendapatkan hasil dagangan yang sedikit dan pada tanggal 28 November 1598 rombongan baru dibawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck dengan 8 buah kapalnya tiba di Banten. Kedatangan Belanda pada saat itu bernasib baik karena hubungan Banten dengan Portugis memburuk sehingga mereka diterima dengan baik. Sikap dari Van Neck sendiri juga diatur dengan sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten, sehinga tiga buah kapalnya penuh dengan muatan dikirm ke negeri Belanda, disedangkan yang 5 buah kapalnya menuju ke Maluku.
c.       Spanyol
          Pelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Asia adalah Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.
          Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah - rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat  melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano.  Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore.
            Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut Portugis. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.
            Peraturan Spanyol mulai ketika Islam sedang mencapai bagian Selatan Filipina melalui pulau Borneo, yang menguntungkan pada rute antara Negeri China Selatan Dan Mexico. Spanyol memerintah Filipina dimuali dari penaklukan Cebu di Manila pada 1565 dan 1571 sampai dengan kekalahan dalam Perang Spanyol-Amerika pada 1898. Peperangan terus berlanjut sampai 1905. Akhirnya Amerika Serikat memerintah Filipina lebih maju dan dalam sepuluh tahun kemerdekaan diberikan. Jepang mengganggu proses kemerdekaan ini di tahun 1942 dan setelah tiga tahun menindas, Amerika Serikat  membantu Filipina melepaskan diri dan merdeka pada tahun 1946.
d.      Inggris
         Tiga koloni Inggris di Hindia Timur adalah Penang, Singapura dan Malaka. Inggris menaklukkan Birma, tiga kali dalam perang di tahun 1824-1826, 1852, dan 1885-1886. Tidak seperti lainnya yang dikelola koloni mereka identitas etnis, Burma adalah Provinsi British India. Di Burma, karena itu, telah dua set rulers , British di atas dengan orang India di tengah. Dalam 1935 British sepakat untuk memisahkan Burma dari India, menempatkan perjanjian ini berlaku pada 1937. Burma mampu melakukan negosiasi dengan kemerdekaan dari Inggris pada 1948.
         Penang (diperoleh di 1786), Singapura (yang didirikan oleh Raffles di 1819), dan Melaka (Melaka, diperoleh pada tahun 1824), telah diatur oleh Inggris sebagai Straits Pemukiman. The Straits Pemukiman menjabat sebagai dasar untuk ekspansi Inggris ke Semenanjung Melayu antara 1874 dan 1914. Bila Melayu Serikat memasuki negosiasi untuk kemerdekaan mereka - dicapai di tahun 1957 - Penang dan Malaka menjadi bagian dari Malaysia seperti Singapura yang pada tahun 1963. Namun, Indonesia diminta untuk menarik diri dari federasi in1965. Singapura yang telah independen kota negara sejak tanggal itu. Sarawak dan Sabah yang bergabung dengan Malaysia pada tahun 1963 terus tetap anggota dari federasi.
          Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.
           Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
           Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
           Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
  1. Prancis
         "Indocina" yang terdiri dari Perancis koloni Cochin Cina dan Perancis protectorates dari Tonkin, Annam, Laos dan Kamboja (Cochin Cina, Tonkin, dan Annam yang kemudian bersatu untuk membentuk Vietnam). Ibu kotanya Hanoi. Membentuk federasi di wilayah timur dari Indochinese semenanjung (yang dipakai bersama-sama dengan Myanmar, Thailand dan Malaya) dan dihadapi di Laut Cina Selatan. Indocina dari budaya yang telah dipengaruhi oleh Cina dan India. Berabad-abad sebelum Eropa intervensi melihat pertumbuhan dan menolak kerajaan Khmer di Kamboja, yang naik dan turun dari Champa, stabil dan perluasan dari Annam. Perlombaan untuk kekaisaran kolonial, Perancis mengambil (1862, 1867) Cochin Cina sebagai koloni dan ikut serta protectorates atas Kamboja (1863), Annam (1884), dan Tonkin ( 1884). Mereka dibentuk pada tahun 1887 empat negara yang menjadi kesatuan dari Indocina, dengan gubernur jenderal di atas kepala; Laos telah ditambahkan ke dalam serikat 1893. Dalam Perang Dunia II, Prancis dipaksa untuk menerima intervensi Jepang di Indocina  pada tahun 1940, yang kemudian pindah ke Jepang Indocina (Juli, 1941) telah dilihat oleh Amerika Serikat sebagai ancaman bagi Filipina, yang diminta dari semua yang beku Jepang aset di Amerika dan pertukaran diplomatik precipitated yang dipotong pendek dengan serangan Jepang di Pearl Harbor. Bahkan sebelum akhir perang, Prancis mengumumkan rencana untuk sebuah federasi dari dalam Indochina Perancis Union, dengan pemerintahan sendiri yang lebih besar untuk berbagai negara. Federasi yang telah diterima di Kamboja dan Laos. Vietnam nationalists Namun, menuntut (1945) lengkap kemerdekaan Annam, Tonkin, dan Cochin Cina seperti Vietnam, dan setelah Dec, 1946, daerah ini menjadi pahit plunged berjuang antara Prancis dan ekstrim nationalists, sering-sering dipimpin oleh komunis. Perang di Vietnam untuk menyeret pada tahun, culminating di Perancis kekalahan di Dienbienphu. Konferensi yang di Jenewa 1954 secara efektif berakhir Prancis kontrol dari Indocina.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |