Wednesday, November 14, 2012

Pengaruh Dari Penyebaran Agama Islam Bagi Kehidupan Masyarakat Di Afrika Utara




Munculnya kekhalifahan Fatimiyah dari Syiah yang dipimpin oleh Abu Abdillah yang mula-mulanya berada di Tunisia kemudian ke Mesir untuk mendirikan Kairo (kota kemenangan). Jasa kepemimpinan khalifat Fatimiyah ini adalah mendirikan uninersitas Al- Azhar. (Soepratignyo,1995: 31) Menjelang awal abad ke 9 Abu Abdullah seorang penduduk Yaman mempoklamirkan dirinya sebagai pelopor Mahdi dan menyebarkan hasutan di tengah suku berber di Afrika utara khususnya suku Kitamah. Perkenalannya dengan anggita suku ini terjadi pada musim haji di Mekkah-Wilayah Afrika kecil –Tunisia dan Afrika Utara pada waktu itu berada.

Ubaydullah menegakkan pemerintahannya di istana Aglabiyah dan memperluas kekuasaannya hampir meliputi seluruh wilayah Afrika dari maroko dikuasai hingga Idrisyiah sampai perbatasan Mesir.
Mesir merpakan satu-satunya Negara  yang paling lama merasakan kekuasaan Fatimiyah. Dinasti Fatimiyah dan Dinasti Ayyubiyah memperkenalkan semangat dan budaya kerajaan besar Saljuk ke Afrika.
Ibn Killis adalah seorang pelopor perkembangan pendidikan pada kekhalifahan fatimiyah di Mesir. Dinasti fatimiyah dikenal sebagi dinasti pertama sebagai khalifah yang berbudaya, al –Aziz adalah orang yang mengembangkan Masjid Agung Al-Azhar menjadi universitas. Kemudian pelajar yang ada di situ tidak hanya dalam bidang hukum tapi juga dalam bidang sejarah dan puisi. Dan salah satu fondasi penting yang dibangun oleh dinasti Fatimiyah yaitu pembangunan Dar al-Hikmah (rumah kebijaksanaan) atau Dar al-ilm (rumah ilmu) yang didirikan oleh al- hakim pada 1005 sebagi pusat pembelajaran dan penyebaran ajaran syiah ekstrim. Kurikulumnya meluputi kajian tentang ilmu-ilmu keislaman astronomi, dan kedokteran. Adanya perpustakaan kerajaan yang dibangun al-Aziz yang di dalamnya memiliki 200.000 eksemplar buku dan 2.400 eksemplar Al-Quranyang dihiasi ornamen indah dan salah satu koleksi langka yaitu karya-karya Ibn Muqlah dan alhi kaligrafi lainnya.
            Periode dinasti Fatimiyah memunculkan sejumlah karya penting dalam bidang seni dan arsitektur. Kemakmuran yang dirasakan Negara ini pada periode dua khalifah pertama di Kairo. Gaya-gaya baru diperkenalkan oleh arsitek fatimiyah sebagai cerukan yang dalam dan indah yang dipasang dibagian depan gedung. Pintu-pintu gerbang besar yang mempertontonkan kemegahan gedung-gedung periode Dinasti Fatimiyah, pintu gerbang yang masih bertahan yaitu bab zawilah, bab al-nashr, bab al-Futuh. Pitnu gerbang yang sangat besar di Kairo yang dibangun oleh arsitek Edessa dengan cara ala Bizantium termasukdiantara jejak kejayaan fatimiyah di Mesir. Papan-papan kayu yang dilukiskan beberapa mahkluk hidup seperti kelinci di terkam elang, dan gaya lukisan ini diperkirakan mencontoh gaya Sasaniyah. Adanya koleksi perunggu  dari periode Fatimiyah yang kebanyakan berupa cermin dan peduapaan. Koleksi perunggu yang paling terkenal adalah  perunggu griffin tingginya 40 inci yang sekarang berada di Pisa. Juga adanya tekstil dan tenunannya bergaya Koptik Mesir dan dipengaruhi gaya Iran dan Sasaniyah motifnya hewan dan pose konvensional. Pada masa Fatimiyah seni keramiknya mengikuti pola Iran, pola dari Iran digunakan jugadalam produk tekstil dengan motif hewan. Seni keramik dan tembikar merupakan contoh bukti kemunculan pertama keramik ala Cina di Wilayah Asia Timur. Seni penjilidan buku di dunia islam pertama dikenal di Mesir sekitar abad ke 8. Teknik dan dekorasi yang mereka miliki bersanding indah dengan daya tarik seni penjilidan Koptik yang lebih dulu muncul.Teknik menghiasi sampul buku dengan alat dan stempel menjadi teknik yang banyak dipakai oleh para pengrajin yang menggunakan kulit.
Kebudayaan Islam terutama kebudayaan kota besar adalah Samarkand, Baghdad, Damascus, Cairo, dan Cordova. Kesenian Islam yaitu suatu kemurnian yang sempurna dan gayanya didukung oleh romantisme sehingga banyak orang menganhgap menjemukan dalam ketetapan humanismedan motif-motif alam, namun menggerakkan secara mendalam sebagai suatu pernyataan iman yang mutlak sederhana gaya islam dalam seni dalam aneka ragam yang luas memiliki mutu yang agak berlainan.(Mesir dan Islam: 31)
Ilmu pengetahuan agama berkembang pada beberapa pusat baru terbesar dari Samarqand sampai ke Afrika Utara dan Spanyol, kesusasteraan dan pikiran dengan menggunakan sumber-sumber Yunani, Persia, dan juga India, melebar ke jurusan baru, seringkali bebas dari tradisi Islam dan banyak sedikitnya memberontak terhadap kepicikan dan kesempatan sistem kuno. Dengan dorongan perluasan kaki langit alamiah, kecerdasan pikiran, keduniawian, dan kerohanian, saling pengaruh mempengaruhi dengan hebatnya. (http://www.wordpress.com/Islam dan Lintas Sejarah)
Sedangkan, kejutan paling mengesankan dari periode Mamluk yang di­dorninasi oleh rezim darah dan besi adalah bangunan-bangunan . arsitektural nan artistik pada skala dan kualitas yang tidak ditemu­kan padanannya dalam sejarah Mesir sejak masa Ptolemius dan Firaun. Arsitektur muslim mencapai ekspresi yang paling kaya ornamen pada sejumlah masjid, sekolah, dan musium yang didiri­kan oleh Qallawun, al-Nashir, dan al-Hasan. Pada periode Mamluk Burji pun monumen-monumen Barquq, Qa'it-bay, dan al-Ghawri sarna memukaunya. Sejak saat itu, tidak ada lagi bangunan besar dan indah yang didirikan di tanah Arab.
Mazhab arsitektur Mamluk, yang asalnya bisa dilacak ke model­ model arsitektur periode Nuriyah dan Ayyubiyah,77 mendapat sun­tikan baru dari orang Suriah-Mesopotamia pada abad ke-13, ketika Mesir menjadi tempat berlindung para pengrajin, dan seniman yang melarikan diri dari Mosul, Baghdad, dan Damaskus sebelum invasi Mongol. Dengan berakhirnya Perang Salib, tidak ada lagi kesulitan untuk mencapai wilayah-wilayah yang kaya dengan beba­tuan material bangunan di utara, sehingga mereka menyingkirkan batubata untuk konstruksi menara dan lebih memilih batu. Ran­cangan berbentuk menyilang pada struktur masjid-sekolah dikem­bangkan hingga mencapai kesempurnaannya. Kubah dibangun un­tuk menahan cahaya yang datang dari berbagai arah, juga untuk penerangan,. tampak indah dari luar dan kaya dekorasi. Bangunan batu bergaris, dan berbagai dekorasi yang dihasilkan de­ngan menggunakan batu-batu berragam warna pada setiap sisinya ­berasal dari Romawi dan Bizantium-menjadi ciri istimewa arsitek­tur periode ini. Hal lain yang perlu dicatat dari periode ini adalah pengembangan stalaktit-pendentif, sarna halnya dengan dua tipe dekorasi lain yang dikenal baik saat ini, yaitu arabesque geometris. dan huruf-huruf bergaya Kufi. Sepanjang sejarah muslim, figure ­figur binatang lebih bebas dipakai di Mesir dan Suriah tenimbang di Spanyol dan Persia. Untungnya, contoh-contoh bangunan ter­baik pada periode Mamluk masih bertahan hingga kini, dan masih menjadi salah satu daya tarik utama bagi turis dan para pelajar

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |