Munculnya kekhalifahan Fatimiyah dari Syiah yang
dipimpin oleh Abu Abdillah yang mula-mulanya berada di Tunisia kemudian ke Mesir untuk mendirikan Kairo
(kota
kemenangan). Jasa kepemimpinan khalifat Fatimiyah ini adalah mendirikan
uninersitas Al- Azhar. (Soepratignyo,1995: 31) Menjelang awal abad ke 9 Abu
Abdullah seorang penduduk Yaman mempoklamirkan dirinya sebagai pelopor Mahdi
dan menyebarkan hasutan di tengah suku berber di Afrika utara khususnya suku
Kitamah. Perkenalannya dengan anggita suku ini terjadi pada musim haji di
Mekkah-Wilayah Afrika kecil –Tunisia
dan Afrika Utara pada waktu itu berada.
Ubaydullah menegakkan pemerintahannya di istana
Aglabiyah dan memperluas kekuasaannya hampir meliputi seluruh wilayah Afrika dari
maroko dikuasai hingga Idrisyiah sampai perbatasan Mesir.
Mesir merpakan satu-satunya Negara yang paling lama merasakan kekuasaan
Fatimiyah. Dinasti Fatimiyah dan Dinasti Ayyubiyah memperkenalkan semangat dan
budaya kerajaan besar Saljuk ke Afrika.
Ibn Killis adalah seorang pelopor perkembangan
pendidikan pada kekhalifahan fatimiyah di Mesir. Dinasti fatimiyah dikenal
sebagi dinasti pertama sebagai khalifah yang berbudaya, al –Aziz adalah orang
yang mengembangkan Masjid Agung Al-Azhar menjadi universitas. Kemudian pelajar
yang ada di situ tidak hanya dalam bidang hukum tapi juga dalam bidang sejarah
dan puisi. Dan salah satu fondasi penting yang dibangun oleh dinasti Fatimiyah
yaitu pembangunan Dar al-Hikmah (rumah kebijaksanaan) atau Dar al-ilm (rumah
ilmu) yang didirikan oleh al- hakim pada 1005 sebagi pusat pembelajaran dan
penyebaran ajaran syiah ekstrim. Kurikulumnya meluputi kajian tentang ilmu-ilmu
keislaman astronomi, dan kedokteran. Adanya perpustakaan kerajaan yang dibangun
al-Aziz yang di dalamnya memiliki 200.000 eksemplar buku dan 2.400 eksemplar
Al-Quranyang dihiasi ornamen indah dan salah satu koleksi langka yaitu
karya-karya Ibn Muqlah dan alhi kaligrafi lainnya.
Periode dinasti
Fatimiyah memunculkan sejumlah karya penting dalam bidang seni dan arsitektur.
Kemakmuran yang dirasakan Negara ini pada periode dua khalifah pertama di
Kairo. Gaya-gaya baru diperkenalkan oleh arsitek fatimiyah sebagai cerukan yang
dalam dan indah yang dipasang dibagian depan gedung. Pintu-pintu gerbang besar
yang mempertontonkan kemegahan gedung-gedung periode Dinasti Fatimiyah, pintu
gerbang yang masih bertahan yaitu bab zawilah, bab al-nashr, bab al-Futuh.
Pitnu gerbang yang sangat besar di Kairo yang dibangun oleh arsitek Edessa dengan cara ala
Bizantium termasukdiantara jejak kejayaan fatimiyah di Mesir. Papan-papan kayu yang
dilukiskan beberapa mahkluk hidup seperti kelinci di terkam elang, dan gaya lukisan ini diperkirakan mencontoh gaya Sasaniyah. Adanya koleksi perunggu dari periode Fatimiyah yang kebanyakan berupa
cermin dan peduapaan. Koleksi perunggu yang paling terkenal adalah perunggu griffin tingginya 40 inci yang
sekarang berada di Pisa.
Juga adanya tekstil dan tenunannya bergaya Koptik Mesir dan dipengaruhi gaya Iran
dan Sasaniyah motifnya hewan dan pose konvensional. Pada masa Fatimiyah seni
keramiknya mengikuti pola Iran,
pola dari Iran
digunakan jugadalam produk tekstil dengan motif hewan. Seni keramik dan
tembikar merupakan contoh bukti kemunculan pertama keramik ala Cina di Wilayah Asia Timur. Seni penjilidan buku di dunia islam pertama
dikenal di Mesir sekitar abad ke 8. Teknik dan dekorasi yang mereka miliki
bersanding indah dengan daya tarik seni penjilidan Koptik yang lebih dulu
muncul.Teknik menghiasi sampul buku dengan alat dan stempel menjadi teknik yang
banyak dipakai oleh para pengrajin yang menggunakan kulit.
Kebudayaan Islam terutama kebudayaan kota
besar adalah Samarkand, Baghdad,
Damascus, Cairo,
dan Cordova. Kesenian Islam yaitu suatu kemurnian yang sempurna dan gayanya
didukung oleh romantisme sehingga banyak orang menganhgap menjemukan dalam ketetapan
humanismedan motif-motif alam, namun menggerakkan secara mendalam sebagai suatu
pernyataan iman yang mutlak sederhana gaya
islam dalam seni dalam aneka ragam yang luas memiliki mutu yang agak
berlainan.(Mesir dan Islam: 31)
Ilmu pengetahuan agama berkembang pada beberapa pusat
baru terbesar dari Samarqand sampai ke Afrika Utara dan Spanyol, kesusasteraan
dan pikiran dengan menggunakan sumber-sumber Yunani, Persia, dan juga India,
melebar ke jurusan baru, seringkali bebas dari tradisi Islam dan banyak
sedikitnya memberontak terhadap kepicikan dan kesempatan sistem kuno. Dengan
dorongan perluasan kaki langit alamiah, kecerdasan pikiran, keduniawian, dan
kerohanian, saling pengaruh mempengaruhi dengan hebatnya. (http://www.wordpress.com/Islam
dan Lintas Sejarah)
Sedangkan, kejutan paling mengesankan dari
periode Mamluk yang didorninasi oleh rezim darah dan besi adalah
bangunan-bangunan . arsitektural nan artistik pada skala dan kualitas yang
tidak ditemukan padanannya dalam sejarah Mesir sejak masa Ptolemius dan
Firaun. Arsitektur muslim mencapai ekspresi yang paling kaya ornamen pada
sejumlah masjid, sekolah, dan musium yang didirikan oleh Qallawun, al-Nashir,
dan al-Hasan. Pada periode Mamluk Burji pun monumen-monumen Barquq,
Qa'it-bay, dan al-Ghawri sarna memukaunya. Sejak saat itu, tidak ada lagi
bangunan besar dan indah yang didirikan di tanah Arab.
Mazhab arsitektur Mamluk, yang asalnya bisa dilacak ke
model model arsitektur periode Nuriyah dan Ayyubiyah,77 mendapat suntikan
baru dari orang Suriah-Mesopotamia pada abad ke-13, ketika Mesir menjadi tempat
berlindung para pengrajin, dan seniman yang melarikan diri dari Mosul, Baghdad,
dan Damaskus sebelum invasi Mongol. Dengan berakhirnya Perang Salib, tidak ada
lagi kesulitan untuk mencapai wilayah-wilayah yang kaya dengan bebatuan
material bangunan di utara, sehingga mereka menyingkirkan batubata untuk
konstruksi menara dan lebih memilih batu. Rancangan berbentuk menyilang pada
struktur masjid-sekolah dikembangkan hingga mencapai kesempurnaannya. Kubah
dibangun untuk menahan cahaya yang datang dari berbagai arah, juga untuk
penerangan,. tampak indah dari luar dan kaya dekorasi. Bangunan batu bergaris,
dan berbagai dekorasi yang dihasilkan dengan menggunakan batu-batu berragam
warna pada setiap sisinya berasal dari Romawi dan Bizantium-menjadi ciri
istimewa arsitektur periode ini. Hal lain yang perlu dicatat dari periode ini adalah
pengembangan stalaktit-pendentif, sarna halnya dengan dua tipe dekorasi lain
yang dikenal baik saat ini, yaitu arabesque geometris. dan huruf-huruf bergaya
Kufi. Sepanjang sejarah muslim, figure figur binatang lebih bebas dipakai di
Mesir dan Suriah tenimbang di Spanyol dan Persia. Untungnya, contoh-contoh
bangunan terbaik pada periode Mamluk masih bertahan hingga kini, dan masih
menjadi salah satu daya tarik utama bagi turis dan para pelajar
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.