Pengertian dan Karakteristik Anak Jalanan
Sebenarnya istilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan di
Amerika selatan tepatnya di Brazilia, dengan nama Meninos de Ruas untuk
menyebut kelompok anak-anak yang hidup di jalan dan tidak memiliki tali ikatan
dengan keluarga.[1]
Namun,
di beberapa tempat lainnya istilah anak jalanan berbeda-beda. Di Colombia
mereka disebut "gamin" (urchin atau melarat) dan "ehinehes"
(kutu kasur), "marginais"(kriminal atau marginal) di Rio, ''pa'jaros
frutero" (burung pemakan buah) di Pell4 "polillas" (ngrengat)
diBolivia; "resistoleros"(perampok keeil) di Honduras, "Bui Doi"(anak
dekil). Istilah-istilah tersebut sebenarnya menggambarkan bagaimana posisi
Anak-anak jalanan ini dalam masyarakat.
Semua anak sebenarnya memiliki hak penghidupan yang layak tidak
terkecuali anak jalanan. Namun ternyata realita berbicara lain, mayoritas dan
bisa dikatakan semua anak jalanan terpinggirkan dalam segala aspek kehidupan.
Pengertian anak jalanan telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli. Secara
khusus anak jalanan menurut PBB adalah anak yang menghabiskan sebagian besar
waktunya di jalanan untuk bekerja, bermain atau beraktifitas lain.
Anak jalanan tinggal di jalan karena dieampakkan atau tercampakan
dari keluarga yang tidak mampu menanggung beban karena kemiskinan dan kehancuran
keluarganya. Umumnya anak jalanan bekerja sebagai pengasong, pemulung, tukang
semir, pelacur anak dan pengais sampah. Tidak jarang anak jalanan menghadapi
resiko kecelakaan lalu lintas, pemerasan, perkelahian, dan kekerasan lain. Anak
jalanan lebih mudah tertular kebiasaan tidak sehat dari kultur jalanan khususnya
seks bebas dan penyalagunaan obat. Lebih memprihatinkan lagi, lingkungan akan
mendorong anak jalanan menjadi obyek pelampiasan seksual. [2]
Dalam buku "Intervensi Psikososial". anak jalanan adalah
anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Definisi tersebut
memberikan empat faktor penting yang saling terkait yaitu :
I. Anak-anak
2.Menghabiskan sebagian
waktunya
3.Mencari nafkah atau
berkeliaran
4.Jalanan dan
tempat-tempat umum lainnya
Berdasarkan hasil
kajian di lapangan; secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga
kelompok :
Pertama; children
on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai
pekerja anak di jalan, tetapi masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang
tua mereka. Sebagian penghasilan mereka dijalanan pada kategori ini adalah
untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau
tekanan kemiskinan yang mesti di tanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
kedua orang tuanya.
Kedua; children of
the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh dijalanan, baik
secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan
dengan orang tuanya; tetapi frekwensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak
diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab biasanya kekerasan
lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukan bahwa anak-anak pada
kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah; baik secara sosial; emosional;
fisik maupun seksual.
Ketiga; children
from families of the street,
yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Meskipun
anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat; tetapi hidup
mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat yang lain dengan segala
resikonya. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan
kehidupan jalanan sejak anak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan
[1] B.S. Bambang. Meninos de Ruas dan Kemiskinan, Child Labour cornes
newsletter.(1993) hal. 9
[2] Susilo. Singgih. Sumbangan penghasilan kerja anak jalanan terhadap
ekonomi keluarga di kota Surabaya,
Malang dan Mojokerto.( malang : LEMLIT UM.2005) hal. 5-6
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.