Faktor penting yang menarik minat orang Arab untuk
menguasai Lembah Sungai Nil, yaitu Mesir memiliki posisi yang strategis
terletak di dekat Suriah dan Hijaz tanahnya subur menumbuhkan berbagai
biji-bijian sehingga negeri itu menjadi lumbung Konstantinopel, dan bahwa
negeri itu mnjadi pitnu masuk ke Afrika Utara, dan semakin menyulut keinginan
orang Arab untuk menaklukkan kota dan kawasan itu.
Cara menaklukkan Mesir yaitu: dengan cara melakukan
penyarbuan yang sistematis tidak sporadis. Mencari daerah baru untuk
mengungguli pamor saingannya yang pada masa jahiliyah melakukakn perjalanan
dagang ke Mesir dan untuk mempertegas otoritas untuk menyerang tanah Fir’aun.
Agama Islam masuk ke daratan Afrika pada masa Khalifah
Umar bin Khattab, waktu Amru bin Ash memohon kepada Khalifah untuk memperluas
penyebaran Islam ke Mesir lantaran dia melihat bahwa rakyat Mesir telah lama
menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi dibawah Raja Muqauqis. Sehingga
mereka sangat memerlukan uluran tangan untuk membebaskannya dari ketertindasan
itu. Muqauqis sesungguhnya tertarik hendak masuk Islam setelah menerima surat dari Rasulullah SAW.
Namun, karena lebih mencintai tahtanya maka sebagai tanda simpatinya beliau
kirimkan hadiah kepada Rasulullah SAW.
Selain alasan diatas Amru bin Ash memandang bahwa Mesir
dilihat dari kacamata militer maupun perdagangan letaknya sangat strategis,
tanahnya subur karena terdapat sungai Nil sebagai sumber makanan. Maka dengan
restu Khalifah Umar bin Khattab dia membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi
pada tahun 19 H (640 M) hingga sekarang. Dia hanya membawa 400 orang pasukan
karena sebagian besar diantaranya tersebar di Persia
dan Syria.
Berkat siasat yang baik serta dukungan masyarakat yang dibebaskannya maka ia
berhasil memenangkan berbagai peperangan. Mula-mula memasuki kota
Al-Arisy dan dikota ini tidak ada perlawanan, baru setelah memasuki Al-Farma
yang merupakan pintu gerbang memasuki Mesir mendapat perlawanan, oleh Amru bin
Ash kota itu
dikepung selama 1 bulan. Setelah Al-Farma jatuh, menyusul pula kota Bilbis, Tendonius,
Ainu Syam hingga benteng Babil (istana lilin) yang merupakan pusat pemerintahan
Muqauqis. Pada saat hendak menyerbu Babil yang dipertahankan mati-matian oleh
pasukan Muqauqis itu, datang bala bantuan 4.000 orang pasukan lagi dipimpin
empat panglima kenamaan, yaitu Zubair bin Awwam, Mekdad bin Aswad, Ubadah bin
Samit dan Mukhollad sehingga menambah kekuatan pasukan muslim yang merasa cukup
kesulitan untuk menyerbu karena benteng itu dikelilingi sungai. Akhirnya, pada
tahun 22 H (642 M) pasukan Muqauqis bersedia mengadakan perdamaian dengan Amru
bi Ash yang menandai berakhirnya kekuasaan Romawi di Mesir. (http://www.wordpress.com/islam dan lintas
sejarah)
Salah satu wilayah yang ada di afrika yang menikmati
penyebaran islam yaitu Mesir yang merupakan kawasan Afrika pertama yang
menerima masuknya Islam di benua ini, penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa,
dimana sekitar tiga jutanya beragama Kristen selebihnya beragama Islam. Bahkan,
di kota
Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala macam kebesaran umat Nasrani
Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir terdapat
delapan universitas diantara yang termashyur ke seluruh dunia ialah Al-Azhar di
Kairo yang didirikan oleh Bani Fathimiyah pada tahun 972 M. Disana banyak
mahasiswa-mahasiswa yang belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia
yang kebanyakan mendapat beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan
umum seperti kedokteran, tekhnik dan lain-lainnya.
Sementara itu, perluasan pengaruh Islam di kawasan
Tunisia telah terjadi sejak pemerintahan Khalifah Usman bin Affan tahun 23-35 H
(644-656 M) oleh Panglima Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah dengan menghancurkan
tentara Romawi yang telah jatuh reputasinya. Sehingga pasukan Abdullah bin
sa’ad dengan mudah menguasainya. Sedang masuknya Islam ke Maghribil Aqsha atau
Afrika Utara sesudah berdirnya daulah Bani Umayah dibawah pimpinan Khalifah
Walid bin Abdul Malik, yang memberikan tugas tersebut kepada Panglima Musa Bin Nushair
yang akhirnya ditunjuk sebagai gubernur wilayah itu.
Setelah bani Ummayyah digantikan oleh Abssyyah masalah adsministrasi cenderung dipusatkan ke Bagdad.
Hal tersebut membuat aliran sekte lain
berdiri di Afrika Utara yakni dinasti Fatimiyah yang berdiri sebagai tandingan
dinasti Abasyyah.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.