Monday, November 12, 2012

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Belanda di Asia Tenggara


Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Belanda di Asia Tenggara

Dengan keberhasilan Belanda dalam melakukan perdagangan rempah-rempah mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Dan semakin banyak orang Belanda yang datang ke Indonesia menyebabkan terjadinya persaingan antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Di negeri Belanda sendiri banyak berdiri kongsi-kongsi dagang dan pelayaran. Masing-masing kongsi bersaing dengan ketat disamping itu juga mereka masih harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Inggris, dan Spanyol. Akibatnya mereka sering menderita kerugian dan berarti tujuan semula dari kongsi dagang Belanda tidak tercapai.
Atas prakarsa pembesar Belanda yang bernama Olden Barnevieldt, maka semua kongsi atau perkumpulan dagang Belanda mengadakan perdagangan Hindia Timur (Indonesia) dipersatukan menjadi sebuah kongsi besar yang disebut Vereenigde Oost Indische Compaqnie (VOC) yang dikepalai oleh 17 orang direktur dan resmi berdiri ada tahun 1602 kemudian membuka kantor dagangnya yang pertama di Bantendan yang menjadi kepalanya Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah :
a.       Untuk menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda sehingga dapat diperoleh keuntungan yang besar .
b.      Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa maupun bangsa Asia.
c.       Untuk membantu pemerintahan Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menguasainya.
VOC memperoleh hak-hak istimewa dari pemerintahanya yaitu sebagai berikut:
a.       Boleh membentuk tentara dan mendirikan benten-benteng.
b.      Boleh membuat mata uang sendiri.
c.       Boleh mengangkat dan memberhentikan pegawai-pegawai sendiri dari pengkat rendah sampai gubernur jenderal.
d.      Boleh berperang berdamai dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja di negeri asing.
e.       Mendapat hak monopoli
Dengan hak-hak kekuasaan istimewa ini maka VOC adalah merupakan kekuasaan pemerintahan penjajahan di Indonesia yang pada tahun 1605 telah merampas daerah pertama yaitu benteng Portugis di Ambon.
Untuk memperlancar kegiatan monopoli yang dilakukan kompeni maka kompeni mengangkat seorang pemimpin dengan pangkat Gubernur jenderal, dan yang pertama diangkat adalah Pieter Both (1610-1614). Gubernur jenderal VOC telah mempunyai beberapa pangkalan dagang di Indonesia dan yang paling kuat adalah di Ambon. Ambon merupakan satu-satunya pangkalan yang dikuasai sepenuhnya oleh VOC. Tetapi Ambon terletak jauh di sebelah Timur, maka kurang strategis. VOC berkeinginan menguasai daerah yang strategis untuk dijadikan pangkalan dagang yang paling kuat. Perhatian VOC ditujukan ke Banten, namun VOC mengalami kesulitan untuk menguasai kota Banten karena merupakan ibu kota Kerajaan Banten dan hal itu membuat VOC mengalihkan perhatiannya ke Jayakarta.
Pada masa itu Jayakarta dibawah kekuasaan Kerajaan Banten dan adipati yang berkuasa di Jayakarta adalah Pangeran Wijayakrama, mulanya kompeni minta izin  pada Pangeran Wijayakrama untuk mendirikan kantor dagang VOC  di muara Kali Ciliwung.
            Pada saat itu di bawah Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen tahin 1619 VOC telah berhasil merebut Jayakarta. Orangorang Banten diusir dari Jayakarta, kemudian kotya Jayakarta dibakar dan tepat tanggal 30 Mei 1619 J. P Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, yaitu sesuai dengan nenek moyang bangsa Belanda yang bernama Bataaf. Pada awalnya Batavia hanya untuk berlabuhnya kapal-kapal kompeni tetapi selanjutnya kompeni juga memperthatikan daerah pedalaman Batavia.
Dengan berdirinya Batavia sebagai pusat kompeni kedudukan  kompeni semakin kuat. Usaha kompeni untuk menguasai perdagangan rempah-rempah semakin mudah. Pelaksanaannya monopoli yang dilakukan oleh kompeni lebih keras daripda pelaksanaan monopoli bangsa Portugis, terutama di wilayah Maluku.  Peraturn-peraturan yang telah ditetapkan oleh kompeni dalm pelaksanaan monopoli antara lain yaitu :
a.       Tempat untuk menanam rempah-rempah ditentukan oleh kompeni
b.      Jumlah tanaman rempah ditentukan oleh kompeni
c.       Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain pada kompeni
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-peraturan dalam monopoli VOC tersebut maka VOC mengadakan pelayaran Hongi (hongi = armada kora-kora, kora-kora perahu dagang besar) merupakan pelayaran dengan perahu kora-kora yang dilakukan oleh Belanda untukmengawasi dan mencegah pelanggaran peraturan VOC , jika hal itu terjadi maka dapat segera ditindak melakukan pembunuhan tanaman cengkeh secara besar-besaran ketika harga cengkeh turun dan menanam secara besar-besaran ketika harga cengkeh naik.
Akibatnya adanya peraturan-peraturan dalam monopoli tersebut bisa menekan dan menindas rakyat. Kemudian hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat Maluku terhadap kompeni. Di samping rakyat juga menaruh dendam terhadap kompeni sehingga sewaktu-waktu sering terjadi pemperontakan terhadap kompeni di berbagai tempat. Mereka lebih memilih tidak takut terhadap ancaman hukuman mati dri kompeni.Pada tahun 1621 kompeni mengirim J. P Coen ke Maluku dan mendapat tugas untuk menghukum rakyat Maluku. J. P. Coen segera melakuakan pembunuhan terhadap rakyat yang dianggap memberontak dan mencurigakan. Akibat kekejaman yang dilakukan oleh J.P. Coen ribuan rakyat mati, misalnya di Banda hamper 10.000 ornag mati. Kekejaman yang dilakukan oleh kompeni tersebut hanya untuk mendpatkan rempah-rempah di wilayah Maluku dalam jumlah yang besar. Sehingga kompeni memperoleh keuntungan yang sangat besar. Sistem hak monopoli dan pelayaran Hongi yang dilakukan kompeni tersebut telah meninggalkan bekas yang melukai hati bangsa Indonesia dan sukar untuk dilupakan.
Raja Felipe II dari Spanyol  dan Portugis mengeluarkan dekrit yang isinya menutup Lisbon dari semua pedagang Inggris maupun Belanda. Akan tetapi jauh sebelum 1594 ketika Raja Felipe II mengeluarkan dan menandatangani  dekrit pengenyahan, Belanda sudah berlayar ke Samudra Atlantik, Belanda berdagang di pantai barat Afrika dan mengunjungi Hindia Barat dan Brazil,dan Raja Felipe II mengira bahwa Belanda entah berlayar di bawah benderanya sendiri atau bendera Perancis. Akan tetapi kenyataannya Belanda sudah bertahun-tahun menjelajahi jalur timur laut yang bisa membawanya ke Cina sepanjang rute Siberia. Pada 1584 1 kapal Belanda mengunjungi Nova  Zembla dan 10 tahun kemudian 4 kapal masuk ke Laut Artik, alas an mereka menunda menyusuri rute mengelilingi Tanjung Harapan bukan karena takut pada Portugis tapi karena kesulitan Navigasi.Ahli geografi Belanda mengenal baik rincian-rincian mengenai navigasi di Atlantik Selatan dan Samudra Hindia, ahli besar mengenai urusan Asia adalah Jan Huyghen van Linschoten,yang hidup bertahun-tahun di Goa dan mencatat informasisehingga mampu menerbitkan Itinerario (Vlekke, 2008 : 121).
Portugal dan Spanyol telah dipersatukan dibawah Raja Felipe II sejak tahun 1580 yang dulunya merupakan musuh bebuyutan bagi kemerdekaan Belanda. Portugis terlibat perang antara Raja Felipe dengan mantan rakyatnya, Portugis bukan hanya takut pada persaingan dagang dengan Belanda tapi juga serangan terbuka dari pemukiman mereka di Asia.Lorenzo de Brito tiba di Banten dan menanyakan kapal Belanda kenyataannya kapal Belanda di bawah pimpinan de Houtman sudah kembali ke negerinya di Belanda. Berlawanan dengan apa yang sudah diperintahkan Don Lourenzo menyerang kapal-kapal layar Jawa dan Cina dan menuntut pembayaran dalam julah besar dari Sultan Banten. Akan tetapi jawa melakukan serangan tiba-tiba dan akhirnya berhasil sehinga mengakibatkan 2 kapal Portugis tertawan.
Setelah pulang de Houtman melengkapi kapal armada kedua dan tindakannya diikuti oleh kelompok pedagang pada tahun 1598 ada lima ekspedisi dengan jumlah 22 kapal dan menuju Asia Timur. Dari 13 kapal yang mengambil jalur lewat Tanjung Harapan dan 9 kapal lainnya lewat jalur Magelhaens. Akhirnya hanya 1 kapal yang bisa mencapai Hindia dengan selamat di bawah pimpinan Oliver van Noort dan kembali melewati Tanjung Harapan dan menjadi kapal pertama Belanda yang mengelilingi dunia. Dengan usahanya melakukan perdagangan dengan bangsa di Asia Timur sehingga Jacob van Neck melaporkan bahwa telah memperoleh keuntungan besarbukan dengan cara kekerasan dan penindasan secara tidak asil atu tirani akan tetapi melalui perdagangan yang jujur denan bangsa-bangsa asing.
Armada van Neck adalah squadron pertama yang mengunjungi Maluku, para penguasa Maluku menaruh harapan pada mereka untuk menjadi sekutu dan bergabung dalam aksi penyerangan akan tetapi Blenada menolak dengan sopan oleh laksamana Belanda. Karena perniagaan, bukan untuk perang yang menjadi tujuan utama pemilik kapal itu. Pada bulan Juni 1599 Aceh telah dikunjungi oleh Zeeland dan pemimpin squadron ini adalah de Houtman sehingga memunculkan masalah lagi dan dengan tindakannya yang ceroboh de Houtman akhirnya  tewas. Kehadiran pedagang Belanda bagi raja-raja Indonesia sangat menguntungkan karena dengan adanya persaingan antara Portugis dengan Belanda maka mereka akan menaikkan atau bahkan meliptgandakan harga lada, cengkeh, dan pala. Namun secara ekonomis beland memiliki kekuatan lebih kuat dibandingkan Portugis.  Pada September 1600 Belanda menyepakati perjanjian dengan penduduk Pulau Ambon yang isinya mengenai persekutuan formal melawan Portugis dan Belanda berjanji akan mendirikan benteng di Ambon dan melindungi penduduknya sedangkan penduduk Ambon menjanjikan monopoli Belanda dalam perdagangan rempah. (Vlekke, 2008 : 127-128)
Pada tahun 1601 dan 1602 wakil raja Goa memulihkan kekuasaan Portugis di Indonesia. Delapan kapal besar dan 20 kapal kecil di bawah komando Furtado de Mendoza berlayar dari Malaka. Satu armada Belanda di bawah pimpinan Wolfert Harmensz terdiri atas tiga kapal dan dua kappa kecil mendekati Sumatra dari barat dan armada Cina memberitahukan tentang keberadaan armada Portugis. Dan kelima kapal Belanda menyerang 30 kapal Portugis pada hari Natal 1601, dan pada 27 Desember pertempurannya berulang sehingga dengan kehilangan 2 kapal Portugis dapat terusir dari dermaga Banten, dan reputasi Belanda telah tertanam di kerajaan Banten. Akan tetapi dalam kasus ini dilihat dari sudut pandang militer tintadakn yang dilakukan oleh Harmensz adalah keberhasilan singkat  awalnya dia diperintahkan untuk membeli rempah bukan untuk menaklukkan kapal Portugis.
Kemudian Harmensz melanjutkan perjalanannya ke Maluku dan kapalnya berbencar sehingga Furtado dapat melakukan serangan dan merencanakan strategi pergerakan mencapit untuk melawan musuh utama mereka di Maluku yaitu Sultan Ternate. Setalh dari Ambon Furtando berlayar ke utara dan dari Manila Spanyol bergerak ke selatan akan tetapi serangan bersamaan ini gagal karena pasukan Portugis terlalu patah semangat dengan kecewa Furtado pulang ke Malaka kemudian Portugis ingin menaklukkan benteng pertahanan utama musuh yaitu Sultan Johor karena keterlambatan Portugis Belanda memaksa mereka pulang ke kandang mereka di Perancis. Orang Banda menyerahkan monopoli dagangnya pada Belanda yang persaingan internalnya terhenti ketika pada bulan Maret 1602 Kompeni Hindia Timur Bersatu (Vereenigde Oostindische Compagnie, VOC) wakil utamanya adalh pengacara Holand yang terkenal yaitu Johan van Oldenbarneveldt dan mengemukakan bahwa pertulnya dibentuk persatua perusahaan ada dua sebab yaitu guna menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air, VOC dibentuk dan diserahi monopoli atas segala perniagaan di Asia dari Parlemen Belanda (Boxer, 1979 : 9).
Dengan modal enam setengah gulden dengan 17  dewan direktur, perusahaan ini mampu mengambil alih semua pabrik yang telah didirikan yang ada di Banda, Ternate, Gresik, Patani, Aceh, Johor, dan Banten. Para direktur memerintahkan van der Haghen yang mengomandani ekspedisi kedua terdiri dari 13 kapal untuk menyerang Portugis di semua pertahanannnya di mozambik, Goa, Malaka, dan membalas serangan atas sekutu Belanda yaitu Ambon. Akhirnya Portugis terusir dari Johor dan armada utama van der haghen di Ambon akan tetapi hal yang mengherankan di situ benteng Portugis menyerah tanpa adanya tembakan, benteng Potugis di Tidore juga jatuh dan Portugis mencoba mencari bantuan dari pedagang inggris bahkan sampai menjanjikan cadangan rempah mereka sebagai penukar mesiu dan amunisi tapi gagal. Penaklukanbenteng Ambon memberikan VOC hak milik territorial pertama di kepulauan Indonesia. Pada Februari 1605 Laksamana van der Haghen menyepakati perjanjian dengan semua desa di Ambon baik muslim maupun Kristen, dan mengakui kedaulatan Parlemen Belanda sebagai atasan. Suatu kalausul menakjubkan menjanjikan kebebasan beragama kepada semua orang muslim, protestan dan katolik.
Reoeganisasi total system komersial Kompeni tampaknya sudah mulai terlihat dengan beberapa proposal yang sampai ke tangan direktur aba ke-17 yang paling menarik adalah tulisan Jan Pieterszoon Coenyang pernah tinggal di Roma selama 6 tahun untuk belajar system pembukuan Italia yang jauh lebih maju, kemudian pulang ke Eropa dn menerima penempatan sebagai pedagang kedua dengan armada kompeni yang berlayar ke Indonesia 1607. Ketika sampai di Indonesia kemudian Gubernur Jenderal Pieter Both mengangkatnya sebagai pemegang buku kepala dan direktur dagang di Banten. Dua dasar argumennya yaitu bahwa perdagangan dengan Timur perlu kesejahteraan Republik Belanda, dan Orang Belanda punya hak llegal untuk meneruskan perdagangan ini dan bahkan memonopoli perdagangan.
Coen mengembangkan gagasannya dalam laporan pda direktur kompeni, dia memperkirakan bahwa selama 10 tahun antara 1613-1623 Kompeni membelanjakan 9.396.000 gulden sementara keuntungan dari 56 kapal selama 10 tahun berjumlah 9.388.000 gulden sehingga menderita kerugian 8.000 gulden dengan ini maka Coen menyarankan untuk menculik bangsa koloni Madagaskar, Cina, dll, juga mengusulkan untuk member izin pelatyaran dan perdagangan bebas di bawah peraturan kompeni. Menurut system ini sutra dari Persia, kain dari India, kayu manis dri Ceylon, porselen dari Cina, dn tembaga dari Jepang, akan ditukarkan dengan rempah dari Maluku dan kayu cendana dari Timor di bawah pengawasan Kompeni. Keuntunagn yang akan berpusat di pelabuhan Batavia akan cukup menyediakan rempah yang mau diekspor ke Eropa.
Konsekuensi system ini adalah bahwa pelayaran antara Eropa dan Asia akan terbatas pada sedikit kapal pertahun dan kapal yang dimuati kargo berharga jutaan sementara pelayaran dan perdagangan Belanda yang hidup akan berlangsung di sepanjang pantai Asia dari Persia sampai Jepang. Dia juga menjanjikan untung besar tanpa impor modal dari Belanda dan terus-menerus menulis bahwa direktur itu harus mengirim banyak modal dan penentang-penentangnya menuduh dia bahwa telah meningkatkan biaya di Indoneia dari 600.000 gulden hingga 1.600.000 gulden Kebrutalan rencana imperialism Coen membuat pendahulunya Laurens Reaal menulis apakah sudah menjadi tujuan untuk memiliki semua perdagangan dan pelayaran dan bahkan pertanian di Hindia?. Coen menunjukkan bahwa keuntungan perdagangan Eropa dari perdagangan Eropa sama seperti negeri Asia ini melebihi Eropa dalam jumlah penduduk, konsumsi barang, dan kegiatan.
Pada tanggal 12 Maret 1619 memberi nama benteng yang telah ditemukan karena belum ada namanya maka diberi nama Batavia “seperti Belanda biasa disebut pada zaman kuno “ kemudian pada tanggal 28 Mei Sang Gubernur Jenderal memasuki benteng Batavia dan dua hari kemudian dia memipin pasukannya 1.000 orang, Jayakarta ditaklukkan dan dibakar habis serta diduduki oleh VOC. Coen memerintahkan untuk membangun benteng baru yang lebih besar. Dengan adanya penaklukan Jayakarta dan pembangunan benteng Batavia diikuti blokadee pelabuhan Banten orang Belanda berhasil mengontrol Laut Jawa.
Pada akhirnya Coen tidak sempat menyaksikan kemenangannya yang telah dia persiapkan dengan hati-hati dan berani. Coen meninggal karena terserang penyakit tropis pada malam 20 September 1629 kemudian jasadnya dikuburkan dengan khidmat di Balai Kota dan kemudian dipindahkan di gereja Batavia danketika pusat kehidupan Eropa di Batavia berpindah lebih keselatan maka gereja ini digusur dan lokasi persis kuburan pendiri Batavia ini terlupakan.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |