SISTEM, METODE, FAKTA, dan TEORI
Sistem
adalah suatu susunan yang berfungsi dan bergerak : suatu cabang ilmu mempunyai
obyek dan obyek yang menjadi sasaran itu
umumnya dibatasi , sehubungan dengan itu, setiap ilmu lazimnya merumuskan suatu
batasan (definisi) mengenai apa yang
akan dijadikan obyek studinya. Kalaupun ada kedekatan yang terdapat antara obyek yang dikaji dengan hal-hal lain yang berada diluar ilmu
tersebut, tetapi yang ada hubungan dengan obyek maka dikenal dengann istilah
multidisipliner.
Kalau
sistem dikatakan sebagai susunan yang berfungsi
dan bergerak maka yang dimaksud
disi adalah suatu “ susunan relasi
relasi yang ada pada suatu realitas”.
Kekhususannya dalam hal ilmu ialah bahwa perbedaan perbedaan obyek sudi (formal
atau materil) seringkali memaksakan suatu sistematika yang berbeda atau
setidaknya meletakan aksentuasi yang berlainan.
Perbedaan
cara mengkaji masih bisa terjadi walaupun obyek yang dikaji sama. Sistem yang
dituntut agar ilmiyah merupakan persyaratan yang pada intinya bukan masalah
perbedaan sistematik, melainkan harus adanya sitematik. Tetapi segala himpunan
data yang telah disusun secara sestematis bisa dikatakan ilmiyah. Contohnya
buku telfon yang disusun secara sistematis, tetapi didalamnya tidak
mengungkapkan penemuan yang bersifat baru, sistematika yang ada hanya untuk
mepermudah pemakaian buku tersebut.
Sistematika
yang dikenal dalam ilmu pengetahuan sesuai dengan tujuan ilmu dapat dilihat
dari 2 segi : sistematika sebagai usaha menemukan azas pengaturan, dan sebagai titik tolak menemukan hal-hal baru
dikemudian hari, dengan kata lain sistematika bisa disebut terminus at quem dan terminus
a quo
Kaitanya
dalam kegiatan ilmiah data yang dihimpun dalam suatu sistem tentunya menimbulkan tuntutan baru, susunan
tersebut harus dinilai secara kritis dan dipertimbangkan apakah secara
keseluruhan sudah tercakup didalamnya. Jadi dapat disimpulkan adanya perbedaan
dari tujuan sistematika yang dilakukan
dalam menyususn buku telfon (dll). Dengan sistematika sebagai tuntutan ilmiah.
Metode
dalam dunia keilmuan erat kaitanya dengan sistem itu sendiri, dalam artian yang
sebenarnya metode bersal dai kata methodos yang berati cara / masalah cara kerja. Dalam kaitanya
dengan kegiatan ilmiyah, maka metode mnyangkut cara kerja , yaitu cara kerja
untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Sehubungan
dengan itu cabang cabang ilmu mengembangkan metodologinya yang disesuaikan
dengan obyek studi yang dikaji. Metodik (kumpulan metode) yang nantinya jalan yang harus ditempuh untuk mendalam obyek studi. Metode yang
dipilih ahrus mempertimbangkan
kesesuaian dengan obyek studi.
Pery
mengunkapkan bahwa anatara obyek studi dengan metode yang dikembangkan untuk mepelajarinya, terdapat hubungan sehingga metode menjadi masalah a priori. Obyekyal yang menentukan
metode dan bukan sebaliknya. Erat hubunganya anatara metode dengan cara kerja
ilmiyah, dimana msalah alat kerja merupakan perpanjangan dari cara kerja.
2.
fakta dan teori
Didalam
ilmu sosial onbyek pengamatan dan penelitian
yang berupakan pangkal dari pengetahuan ilmiyah adalah gejala gejala
masyarakat yang lebih khusus terdari dari kejadian kejadian yang bersifat
kongkret. Namun sebelum dikenakan sistem dan metode penelitian ilmiah, maka
kejadian kejadian tersebut harus didiskripsikan terlebih dahulu oleh peneliti.
Diskripsi tadi menrupakan abstraksi
tahap pertama dari kejadian kejadian yang kongkret di masyarakat yang disebut
dengan fakta sosial (sosio fact). Kalau suatu fakta menjadi penyebab dari fakta
lain maka disebut faktor. Adapaun kejadian kejadian khas dinyatakan sebagai fakta, sedangkan dalam
wujud pengukuran disebut data.
Fakta
yang dikumpulkan oleh peneliti tidak akan berarti apa apa jika tidak ditindak
lanjuti dalam hal ini peneliti harus menganalisa dan mengklasifikasi fakta
fakta yang ada menurut sistem dan metode
ilmiyah tertentu dan berdasarkan
disiplin ilmiah yang ketat. Kemudian dicari hubungan dan korelasi diantara fakta fakta tadi. Dimana tampilan
mengenai pola korelasi dianatara fakta tersebut menuju tingkat yang lebih
abstrak yaitu konsep dan teori.
Teori merupakan alat yang terpenting dalam ilmu
pengetahuan, tanpa adanya teori pengetahuan hanya berupa rangkaian fakta, dan
bukan ilmu pengetahuan. Teori akan berkontribusi dalam (1) menyimpulkan
generalisasi generalisasi dari fakta-fakta hasil pengamatan, (2) memberi
kerangka orientasi untuk analisa dan dan klasifikasi dari fakta fakta yang
dikumpulkan dalam penelitian, (3) memberi ramalan terhadap gejala gejala baru
yang akan terjadi, dan (4) mengisi kekosongan dalam pengetahuan kita
tentang gejala gejala ynag telah dan
akan terjadi.
Teori
sebagai generalisasi, teori dalam ilmu sosial yang menyimpulkan hubungan
korelasi antara fakta fakta atau kelas
kelas fakta sosial itu, bisa berupa generalisasi empirais yang sederhana, juga
biasa yang bersifat kompleks.
Teori
sebagai kerangka penelitian, teori yang telah matang juga dapat mendorong
berpikir deduktif, bergerak dari hal hal yang abstrak menuju hal hal yang lebih
kongkret. Teori dipakai oleh peneliti sebagai
kerangka yang memberi batasan
terhadap fakta fakta yang kongkret yang jumlahnya sangat banyak dalam
kehidupan masyarakat.
Fungsi
meramal dari teori, fungsi teori yang bersifat deduktif memberi prediksi sebelumnya kepada peneliti mengenai fakta fakta yang akan terjadi.
Karena suatu teori intu menrupakan generalisasi abstrak dari fakta fakta yang kongkret, maka kalau
teori itu dipegang dan diterapkan dalam
kehidupan masyarakat yang kongkret seolah olah bisa meramalkan bahwa fakta fakta yang merupakan unsur dari teori tersebut akan
terjadi disitu.
Teori
sebagai pengisi kekosongan dalam ilmu pengetahuan, teori ini lebih tampak dalam
ilmu sejarah , dimana hampir sama dengan teori sebagai peramal timbulnya gejala
gejala baru.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.