(ferdinan)
Dalam masyarakat Minangkabau
terdapat dua tempat pendidikan yang sangat penting yakni surau dan lepau,
disurau anak anak minangkabau belajar agama sedangkan di lepau mereka
berbincang masalah sehari hari yang nantinya akan berimabas kepada kehidupan
sosial anak-anak minagkabau.Walaupun kedua kedua tempat tersebut sangat berlawanan
namun keduanya tidak akan terpisahkan dalam masyarakat minang, karena kedua
tempat tersebutlah yang mampu menyelaraskan kehidupan masyarakat Minangkabau.
Ketika anak anak minang telah
dewasa maka sang paman (mamak) akan mendorong mereka untuk pergi merantau, jadi
sangatlah penting pendidikan disurau dan lepau tersebut. Menurut adapt minang
tidaklah pantas seorang laki-laki berdiam diri di rumah ibu atau istrinya
karena pada dasarnya laki laki disana tidak memiliki harta kekayaan, kampung
mereka hanya menyediakan surau dan lepau.
Dua dunia dalam kosmologi Minangkabau dihubungkan
oleh kesadaran adanya suatu misi budaya
yang memunculkan Migrasi sirkular
Jelas bahwa migrasi tidak hanya memperkaya alam dengan hal hal yang
bersifat material semata melainkan juga berbagai macam gagasan dari pengetahuan
yang dibawa oleh para perantau kekampung halaman. Hubungan antara daerah rantau
dengan kampung halaman dalam migrasi
siklus menjadi suatu proses guna
menegaskan identitas meniangkabau mereka baik dikampung halaman maupun daerah rantau.
Namun dalam bebrapa penelitian, sistem matrilialah yang menjadi
faktor utama laki laki minang merantau, namun dalam buku Usman pelly menunjukan
bahwa misi budayalah yang paling dominan, dimana mereka memperkuat dan
memperkaya alam Minangkabau.
Dalam memperkuat keberadaan mereka di alam rantau orang orang
minangkabau mendirikan asosiasi asosiasi. Misalnya saja muhammadiyah yang pendiriaanya dipelopori oleh K. H Ahmad
Dahlan dan Haji Rosul. Organisasi ini nantinya akan membantu mereka di
perantauan untuk menhadapi masalah masalah yang timbul. Misalnya engan
organisasi ini mereka melakukan diskusi atau sekedar berkumpul membicarakan
masalah sehari hari yang meraka hadi di perantauan.
Orang-orang minang yang hanya terjun dalam dunia perdangan memiliki
pola pemukiman yang di sesuaikan dengan pekerjaannya yang seringkali berada di
dekat area pasar, dan tempat tingglnya tidak permanent kerena mereka setiap
waktu harus berpindah pindah tempat guna mencari tempat yang strategis. Hal
inilah yang nantinya membuat mereka berjalan di tempat dalam perdagangan kerena
saingan mereka yakni orang orang china selalu satu langkah lebih maju
didepannya.
Orang – orang minang selalu gagal memenangkan kontrak kontrak dalam
sekala besar, tentunya hal tersebut tidak lepas dari etos kerja orang
minangkabau yang menginnginkan pekerjaan yang tidak terikat dengan penguasa,
hal ini yang dimangfaatkan oleh orang china yang lebih dekat dengan penguasa
guna mempelancar kerja mereka.
Namun, walaupun tantangan selalu muncul di rantau orang minangkabu
mampu bertahan tentunya hal tersebut bukan hanya kebetulan melainkan kemampuan
adatasi orang minangkabau di daerah
rantau.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.