Friday, November 23, 2012

Usman Pelly ; Misi Budaya Dan Strategi Adaptasi Etnis Minangkabau




(ferdinan)
 
 Dalam masyarakat Minangkabau terdapat dua tempat pendidikan yang sangat penting yakni surau dan lepau, disurau anak anak minangkabau belajar agama sedangkan di lepau mereka berbincang masalah sehari hari yang nantinya akan berimabas kepada kehidupan sosial anak-anak minagkabau.Walaupun kedua kedua tempat tersebut sangat berlawanan namun keduanya tidak akan terpisahkan dalam masyarakat minang, karena kedua tempat tersebutlah yang mampu menyelaraskan kehidupan masyarakat Minangkabau.

Ketika anak anak minang telah dewasa maka sang paman (mamak) akan mendorong mereka untuk pergi merantau, jadi sangatlah penting pendidikan disurau dan lepau tersebut. Menurut adapt minang tidaklah pantas seorang laki-laki berdiam diri di rumah ibu atau istrinya karena pada dasarnya laki laki disana tidak memiliki harta kekayaan, kampung mereka hanya menyediakan surau dan lepau.
Dua  dunia dalam kosmologi Minangkabau dihubungkan oleh kesadaran adanya suatu misi budaya  yang memunculkan Migrasi sirkular
Jelas bahwa migrasi tidak hanya memperkaya alam dengan hal hal yang bersifat material semata melainkan juga berbagai macam gagasan dari pengetahuan yang dibawa oleh para perantau kekampung halaman. Hubungan antara daerah rantau dengan kampung halaman  dalam migrasi siklus  menjadi suatu proses guna menegaskan identitas  meniangkabau mereka  baik dikampung halaman maupun daerah rantau.
Namun dalam bebrapa penelitian, sistem matrilialah yang menjadi faktor utama laki laki minang merantau, namun dalam buku Usman pelly menunjukan bahwa misi budayalah yang paling dominan, dimana mereka memperkuat dan memperkaya alam Minangkabau.
Dalam memperkuat keberadaan mereka di alam rantau orang orang minangkabau mendirikan asosiasi asosiasi. Misalnya saja muhammadiyah yang  pendiriaanya dipelopori oleh K. H Ahmad Dahlan dan Haji Rosul. Organisasi ini nantinya akan membantu mereka di perantauan untuk menhadapi masalah masalah yang timbul. Misalnya engan organisasi ini mereka melakukan diskusi atau sekedar berkumpul membicarakan masalah sehari hari yang meraka hadi di perantauan.
Orang-orang minang yang hanya terjun dalam dunia perdangan memiliki pola pemukiman yang di sesuaikan dengan pekerjaannya yang seringkali berada di dekat area pasar, dan tempat tingglnya tidak permanent kerena mereka setiap waktu harus berpindah pindah tempat guna mencari tempat yang strategis. Hal inilah yang nantinya membuat mereka berjalan di tempat dalam perdagangan kerena saingan mereka yakni orang orang china selalu satu langkah lebih maju didepannya.
Orang – orang minang selalu gagal memenangkan kontrak kontrak dalam sekala besar, tentunya hal tersebut tidak lepas dari etos kerja orang minangkabau yang menginnginkan pekerjaan yang tidak terikat dengan penguasa, hal ini yang dimangfaatkan oleh orang china yang lebih dekat dengan penguasa guna mempelancar kerja mereka.
Namun, walaupun tantangan selalu muncul di rantau orang minangkabu mampu bertahan tentunya hal tersebut bukan hanya kebetulan melainkan kemampuan adatasi orang  minangkabau di daerah rantau.

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |