Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin paling besar pengaruhnya
terhadap pembentukan kepribadian anak. Peranan kelompok sebaya ini menjadi
lebih penting terutama saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh
kekuasaan orang tua. Peralihan dari dominasi pengaruh keluarga beralih ke
dominasi pengaruh kelompok tidak selamanya berjalan mulus. Seringkali peralihan
ini ditandai oleh bebrapa konflik dan ketegangan, baik dipihak anak itu sendiri
atau dipihak orangtua.
Sebagai salah satu agen sosialisasi, kelompok sebaya memiliki
beberapa fungsi. Beberapa fungsi tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Mengajar anggotanya untuk berhubungan dan menyesuaikan
diri dengan orang lain.
b. Memperkenalkan kepada anggota kehidupan masyarakat
yang lebih luas.
c. Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
d. Memberikan kepada anggota anggotanya cara cara untuk
membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas
e. Memberikan pengalaman untuk memberikan hubungan yang
didasarkan pada prinsip persamaan hak.
f. Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh
keluarga secara memuaskan.
g. Memperluas cakrawala pengetahuan anak menjadi lebih
kompleks. (Ardhana, 1986:16)
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok sebaya, memiliki
presentase yang cukup tinggi, hal tersebut terbukti dengan cepatnya mode-mode
dalam berpakaian, bertingkah laku, dan citarasa music dipelajari oleh
anak-anak. Selain itu bukti-bukti yang menunjukkan keefektifan proses belajar
di dalam kelompok, perlu diketahui juga bagaimana proses pembelajaran yang
mempengaruhi perkembangan anak berlangsung.
Pertama, di antara anggota kelompok terdpat interaksi yang sangat tinggi.
Hubungan di antara mereka biasanya sangat dekat, hal tersebut dikarenakan tidak
ada heirarki seperti dalam keluarga yang membatasi hubungan antara anak dengan
orangtua, serta kontak di antara mereka terjadi secra terus menerus tanpa
dibatasi oleh tempat dan waktu, olek karena itu proses belajar terjadi secara
wajar dan mudah.
Kedua, kelompok sebaya “mendidik” anggota-anggotanya dengan menggunakan
prinsip memberi hadia dan hukuman. Hadiah yang diberikan bisa berupa rasa
dimasukkan dalam kelompok, atau dalam bentuk hadiah kongkrit seperti pakaian, emblem,
dan lain sebagainya. Sebaliknya bagi yang melanggar aturan-aturan dalam
kelompok akan memperoleh hukuman.
Ketiga.piranti pengajaran dalam kelompok biasanya
berupa real action, dimana anggota
kelompok benar-benar mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, tentunya akan
membekas dalam jangka waktu yang lama. Modeling
adalah memberkan model tingkah laku pada anggotanya, ada kecenderungan yang
cukup besar bagi anggota anggota kelompok untuk meniru model-model tingkah laku
tersebut. (Ardhana,1986:17
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.