Saturday, December 8, 2012

Peran Kelompok sebaya atau teman terhadap perkembangan anak




Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian anak. Peranan kelompok sebaya ini menjadi lebih penting terutama saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua. Peralihan dari dominasi pengaruh keluarga beralih ke dominasi pengaruh kelompok tidak selamanya berjalan mulus. Seringkali peralihan ini ditandai oleh bebrapa konflik dan ketegangan, baik dipihak anak itu sendiri atau dipihak  orangtua.

Sebagai salah satu agen sosialisasi, kelompok sebaya memiliki beberapa fungsi. Beberapa fungsi tersebut diantaranya sebagai berikut :
a.       Mengajar anggotanya untuk berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
b.      Memperkenalkan kepada anggota kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c.       Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
d.      Memberikan kepada anggota anggotanya cara cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas
e.       Memberikan pengalaman untuk memberikan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak.
f.       Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan.
g.      Memperluas cakrawala pengetahuan anak menjadi lebih kompleks. (Ardhana, 1986:16)
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok sebaya, memiliki presentase yang cukup tinggi, hal tersebut terbukti dengan cepatnya mode-mode dalam berpakaian, bertingkah laku, dan citarasa music dipelajari oleh anak-anak. Selain itu bukti-bukti yang menunjukkan keefektifan proses belajar di dalam kelompok, perlu diketahui juga bagaimana proses pembelajaran yang mempengaruhi perkembangan anak berlangsung.
Pertama, di antara anggota kelompok terdpat interaksi yang sangat tinggi. Hubungan di antara mereka biasanya sangat dekat, hal tersebut dikarenakan tidak ada heirarki seperti dalam keluarga yang membatasi hubungan antara anak dengan orangtua, serta kontak di antara mereka terjadi secra terus menerus tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu, olek karena itu proses belajar terjadi secara wajar dan mudah.
Kedua, kelompok sebaya “mendidik” anggota-anggotanya dengan menggunakan prinsip memberi hadia dan hukuman. Hadiah yang diberikan bisa berupa rasa dimasukkan dalam kelompok, atau dalam bentuk hadiah kongkrit seperti pakaian, emblem, dan lain sebagainya. Sebaliknya bagi yang melanggar aturan-aturan dalam kelompok akan memperoleh hukuman. 
Ketiga.piranti pengajaran dalam kelompok biasanya berupa real action, dimana anggota kelompok benar-benar mendapatkan pengalaman nyata di lapangan, tentunya akan membekas dalam jangka waktu yang lama. Modeling adalah memberkan model tingkah laku pada anggotanya, ada kecenderungan yang cukup besar bagi anggota anggota kelompok untuk meniru model-model tingkah laku tersebut. (Ardhana,1986:17

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
Your adsense code goes here

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

 

| SOCIAL STUDIES-Qu News © 2013. All Rights Reserved |Template Style by Social Studies-Qu News | Design by Fer Bas | Back To Top |