Bagaimanakah
sebuah sistem politik otoriteer menjadi demokratis? Menurut Samuel Huntington
(1991), yang mengenalkan empat model perubahan politik transformasi (transformation),
penggantian (replacement), intervensi (intervention), dan
transplasi (transplacement).
Model
transisi yang pertama adalah transformasi. Dalam kasus ini, pemerintah meliberalisasi
sistem politik yang ada. Demokratisasi datang dari atas. Transisi ini terjadi
ketika negara (state) kuat dan masyarakat sipil (civil society) lemah.
Transisi demokratisasi di Taiwan di awal tahun 1990-an mengikuti jalur ini
dimana pemerintah Kuomintang menyelenggarakan sebuah pemilu demokratis untuk
menghadirkan demokrasi di negara pulau itu.
Model
transisi kedua adalah penggantian, di mana pemerintah dipaksa meyerahkan kekuasaannya
dan digantikan oleh kekuatan-kekuatan oposisi. Demokratisasi muncul dari bawah.
Transisi model ini terjadi ketika negara lemah dan masyarakat sipil kuat.
Transisi demokrasi di Filipina, di mana Ferdinan Marcos dipaksa meninggalkan
negerinya dan digantikan Cory Aquino, bisa diambil sebagai contoh dari transisi
model ini.
Model
ketiga adalah campuran antara transformasi dan penggantian dan karenanya disebut
transplasi. Model ini terjadi karena pemerintah masih kuat dan
kekuatan-kekuatan oposisi tidak cukup kuat untuk menggulingkan penguasa yang ada.
Jadi sebuah proses negosiasi berlangsung antara pemerintah dan oposisi untuk
menentukan transformasi sistem politik bertahap menuju sistem politik lebih
demokratis. Di Palma (1990) menyebutnya sebagai perubahan yang dinegosiasikan,
dimana elit baik pemerintahan maupun dari masyarakat sipil merundingkan
perubahan politik. Polandia adalah salah satu contoh, di mana Serikat Buruh Solidaritas
yang dipimpin Lech Walesa berunding dengan militer untuk mencapai demokrasi.
Apa yang terjadi di Polandia adalah transisi menuju demokrasi melalui
negosiasi.
Model
keempat yang disebut Huntington Adalah transisi menuju demokratisasi yang dipaksakan
oleh kekuatan luar. Contoh kasus yang bagus adalah Panama, di mana tentara AS
menahan presiden dari pemerintahan militer dengan tuduhan terlibat perdagangan
obat terlarang. Selanjutnya, sebuah pemilu demokratis diselenggarakan untuk
memilih pemerintah baru.
Harus
diingat bahwa dalam kenyataannya keempat model transisi ini tidak berlangsung dalam
bentuknya yang asli. Sebagai contoh dalam proses demokratisasi dari atas
(transformasi), desakan yang berarti dari bawah, meskipun lemah, selalu
berlangsung. serupa dengan demokratisasi dari bawah, semacam negosiasi dengan
pemerintah juga dilakukan. Hanya dalam kasus-kasus yang ekstrim model transisi
yang asli berlangsung. Transisi menuju demokrasi dalam konteks ini selalu
merupakan campuran antara beberapa model (Arief Budiman, 2000:53).
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.